Minggu, 24 Oktober 2010

psikologi massa

Definisi Psikologi Massa


Manusia di samping sebagai mahluk pribadi juga sebagai mahluk sosial yang pada suatu waktu juga berhubungan dengan manusia lain, terkadang juga tergabung dalam suatu kelompok baik kelompok kumpulan orang-orang yang cukup besar maupun dalam suatu massa.
Massa (mass) atau crowd adalah suatu bentuk kumpulan (collection) individu-individu, dalam kumpulan tersebut tidak terdapat interaksi dan dalam kumpulan tersebut tidak terdapat adanya struktur dan pada umumnya massa berjumlah orang banyak dan berlangsung lama.
Massa menurut Gustave Le Bon (yang dapat dipandang sebagai pelopor dari psikologi massa) bahwa massa itu merupakan suatu kumpulan orang banyak, berjumlah ratusan atau ribuan, yang berkumpul dan mengadakan hubungan untuk sementara waktu, karena minat dan kepentingan yang sementara pula. Misal orang yang melihat pertandingan sepak bola, orang melihat bioskol\p dan lain sebagainya (Lih, Gerungan 1900).

Sumber:
http://www.mizan-poenya.co.cc/2010/08/makalah-psikologi-sosial.html
















MASSA ABSTRAK dan MASSA KONKRIT
Perbedaan massa abstrak dan Massa konkrit hanya pada adanya ikatan atau tidak adanya ikatan seperti ikatan batin,emosi, motif, dll dalam suatu kelompok atau gabungan kelompok.


Massa abstrak adalah sekumpulan manusia, yang belum mempunyai ikatan :
1. satu kesatuan norma
2. emosi
3. motif

Meskipun demikian mereka telah berkumpul atau bergerombol menjadi satu sebagai akibat adanya dorongan yang sama. Hal ini mungkin juga karena perhatian, kepentingan, rasa senasib yang menjadi dasar mereka berkerumun atau berkumpul.

massa kongkrit adalah sekelompok manusia yang sudah memiliki ikatan oleh suatu norma-norma tertentu.seperti ikatan motif, emosi,dll.
Dengan kata lain massa konkrit telah mempunyai :
1) Ikatan batin dalam hal ini termasuk pula persoalan motif, persamaan solidaritas, emosi, rencana kerja atau program
2) Persamaan norma, mereka telah mempunyai peraturan serta norma tersendiri dan ini sebagai akibat dari selalu berkumpul
3) Mempunyai struktur yang jelas, jadi bukan lagi merupakan kumpulan orang-orang yang bersifat menggerombol begitu saja, tetapi sudah terbentuk suatu organisasi, dengan pimpinan yang tetap, pembagian kerja serta tujuan yang pasti.
4) Mempunyai potensi yang dinamis, dengan bentuknya yang kongkrit itu massa dapat merupakan suatu gerakan atau mempunyai fungsi gerakan. Misalnya gerakan Pramuka, gerakan Pemuda dan sebagainya.

http://jeangoodier.blogspot.com/2010/03/massa-dan-mob.html









PERBEDAAN MASSA AKTIF dan MASSA PASIF
Massa aktif adalah sekumpulan orang banyak yang membentuk suatu kelompok yang aktif melakukan sesuatu seperti:demonstan , perkelahian antara kampung, dll.

Massa pasifadalah sekumpulan orang banyak yang memebentuk suatu kelompok dan hanya seperti audience atau penonton yang tidak melakukan apa-apa atau tindakan anarkis lainnya, Seperti nonton bioskop bersama, dll.

http://aditandinididot.blogspot.com/2010/10/perbedaan-massa-aktif-dan-massa-pasif.html




















Jenis, Penyebab, dan Dinamika Gerakan Massa
Jenis-jenis Gerakan Massa (Danzigers)

1. Gerakan Massa Progresif
→ merombak norma lama, membentuk norma baru

2. Gerakan Massa Status Quo
→ mempertahankan norma lama (konservatif)

3. Gerakan Massa Reaksioner
→ orang yang bersikap untung-untungan
→ lebih lunak/fleksibel, tidak tegas yang penting golongannya tidak dirugikan

Penyebab Gerakan Massa
Salah satu pandangan berpendapat bahwa manusia itu merupakan individu yang mempunyai dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan yang pada prinsipnya membutuhkan pemuasan atau pemenuhan. Tetapi dalam kenyataannya tidak semua dorongan atau keinginan itu dapat dilaksanakan secara baik. Dorongan atau keinginan yang tidak memperoleh pelepasan, terdorong dan tersimpan dalam alam bawah sadar, yang pada suatu ketika akan muncul kembali diatas sadar bila keadaan memungkinkan.
Salah satu pendapat yang dikemukakan oelh Freud bahwa struktur pribadi manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu das es atau the id, yaitu berupa dorongandorongan yang pada dasarnya dorongan-dorongan tersebut membutuhkan pemenuhan, ingin muncul dan ingin keluar. Yang kedua adalah das ich atau the ego, yang merupakan sensor untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitarnya terutama dengan norma-norma. Yang ketiga, yaitu das uber ich atau the super ego, merupakan kata hati yang berhubungan dengan moral baik buruk.
Dalam kehidupan bermasyarakat adanya norma-norma tertentu yang merupakan pedoman-pedoman yang membatsi gerak atau perilaku anggota masyarakat. Dengan adanya norma-norma itu sebagai anggota masyarakat yang baik tidak dapat berbuat seenaknya. Ini berarti bahwa norma-norma itu berfungsi menyesuaikan dengan keadaan lingkungan, yaitu menyesuaikan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Atas dasar uraian diatas dapat dikemukakan salah satu analisis mengenai perbuatan massa adalah berdasarkan atas faktor psikologis yang mendasarinya, yaitu orang bertindak dalam massa atas dorongan-dorongan yang muncul dari bawah sadar yang semula ditekannya. Karena itu bila banyak hal ditekan merupakan suatu pertanda yang kurang baik, sebab pada suatu waktu dapat muncul dipermukaan bila keadaannya memungkinkan, slah satu bentuk adalah dalam massa.


Proses Dinamika Gerakan Massa
1. Pemusatan perhatian
2. Penciptaan suasana kebersamaan
3. Pusat rasa kagum dan perasaan berada pada suatu massa
4. Pemimpin membayar massa kemana aktivitas akan massa akan dituju


Sumber :
Arishanti, K. 2005. "Psikologi Kelompok", Depok: Universitas gunadarma.
Sarwono, S. W. 2005. "Psikologi Sosial" psikologi kelompok dan terapan. Jakarta: PT Balai Pustaka (Persero).





Mencoba Memahami Karakter Individu dalam Massa
individu dalam massa itu berhubungan dengan adanya pendekatan stimulus-respon dengan diberikan beberapa media perantara apabila diteliti. Jadi apabila di beri stimulus akan memberikan respon yang bagaimana sehingga menemukan karakter individu tersebut.

Psikologi itu memiliki obyek material yakni manusia, dalam hal ini perilaku manusia, baik sebagai individu maupun kelompok. Aspek perilaku yang diteliti dalam psikologi itu kompleks, termasuk perilaku kerja dan perilaku aksi massa.

Hal ini perlu dikatakan sebab, di sekitar individu dan masyarakat ada medan stimulus yang sangat kuat dan kompleks, dan proses pemberian rangsangan itu terjadi melalui berbagai media perantara, termasuk organ indra manusia itu.

Jika kita berbicara mengenai psikologi massa, maka sebetulnya kita menjadikan massa sebagai suatu medan di mana proses-proses S-R terjadi. Dalam hal itu, kemampuan mengidentifikasi bentuk perilaku massa adalah sesuatu yang penting.
Saya mencoba membawa kita ke dalam beberapa langkah mengenal karakter massa, dari suatu pendekatan S-R.

http://kutikata.blogspot.com/2008/12/psikologi-massa.html

jenis-jenis kelompok

Dyad
Dyad adalah kelompok yang terdiri dari 2 orang,yang mana didalamnya terdapat aktivitas dimana anggotanya dipasangkan dengan satu sama lain untuk mendiskusikan persoalan-persoalan atau untuk menyelesaikan suatu tugas.



Kelompok Kecil

Kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu di antara mereka. Karakteristik kelompok kecil adalah sebagai berikut::
Pertama, kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan, jumahnya cukup kecil sehingga semua anggota bisa berkomunikasi dengan mudah sebagai pengirim maupun penerima. Yang penting untuk diingat adalah bahwa setiap anggota harus berfungsi sebagai sumber maupun penerima dengan relatif mudah.
Kedua, para anggota kelompok harus dihubungkan satu sama lain dengan beberapa cara. Orang-orang di dalam gedung bioskop bukan merupakan kelompok, karena di antara mereka tidak ada hubungan satu sama lain.
Ketiga, di antara anggota kelompok harus ada beberapa tujuan yang sama. Hal ini tidak berarti bahwa semua anggota harus mempunyai tujuan yang persis sama untuk menjadi anggota kelompok.
Keempat, para anggota kelompok harus dihubungkan oleh beberapa aturan dan struktur yang terorganisasi. Pada strukturnya ketat maka kelompok akan berfungsi menurut prosedur tertentu di mana setiap komentar harus mengikuti aturan yang tertulis.





ORGANISASI

1.Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”
2.Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”
3. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

4. James D Mooney berpendapat bahwa “Organization is the form of every human, association for the assignment of common purpose” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama.

5. Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama.

6. Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.” (Organization is a collection people, arranged into groups, working together to achieve some common objectives).

http://budakbangka.blogspot.com
Hal yang berbeda antara organisasi dan manajemen adalah organisasi sebagai alat atau wadah sekelompok orang dalam mencapai tujuan tertentu, sedangkan manajemen lebih mengarah kepada pengaturan atau pengelolaan untuk mencapai tujuan tersebut, adapun persamaan dari organisasi dan manajemen ialah sama-sama memiliki sasaran dan tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Hubungan Organisasi, Administrasi dan Manajemen
Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa sesungguhnya administrasi dan manajemen adalah sama, hanya saja istilah administrasi digunakan pada badan / organisasi pemerintah, sedangkan istilah manajemen dipergunakan untuk organisasi swasta. Administrator sama artinya dengan manajer, tetapi organisasi untuk pemerintah. Hal ini dapat dilihat pada penggunaan istilah manajer untuk perusahaan swasta yaitu diantaranya manajer pemasaran, manajer pembelian dan lain-lain. Serta kepala bagian administrasi keuangan, kepala bagian administrasi kepegawaian dan lain-lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara administrasi organisasi dan manajemen adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan merupakan arti dari manajemen
2. Melalui manajemen semua kegiatan di koordinir dan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
3. Administrasi merupakan suatu kegiatan pelayanan, termasuk di dalam kegiatan administrasi adalah kegiatan pengelolaan atau manajemen administrasi dapat dilaksanakan di dalam atau diluar organisasi (formal).
4. Organisasi (formal) merupakan tempat dilaksanakannya kegiatan administrasi.


Adapun ciri-ciri dari organisasi adalah
- Adanya komponen ( atasan dan bawahan)
- Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
- Adanya tujuan
- Adanya sasaran
- Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
- Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas

Menyangkut hal itu pengertian organisasi juga merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

http://www.yousaytoo.com/pengertian-organisasi/146689




Massa

Jenis kelompok yang satu ini memiliki karakteristik tersendiri, yaitu :
• sifat temporer,
• mempunyai tujuan yang sama,
• tidak berstruktur
http://soniacinantya-psikologi.blogspot.com/2010/10/massa.html

Mengapa orang masuk kelompok

da beberapa faktor yang menyebabkan ketertarikan interpersonal:

• Daya tarik
• Kedekatan
Kedekatan disini dalam arti dekat secara fisik atau lingkungan. Festinger (1950) menemukan bahwa persahabatan dalam sebuah kompleks perumahan bergantung ada dua faktor, yaitu: seberapa dekat rumah masing-masing dan kearah mana rumah menghadap. Hal yang membuat kedekatan ini terjadi karena:
 Semakin dekat tempat, mungkin bertemu semakin sering.
 Informasi tentang orang-orang yang berada di sekeliling anda lebih mudah didapat.
 Kemungkinan untuk berinteraksi lebih besar
• Merasa dekat/familiar
Salah satu alasan mengapa kedekatan dapat menciptakan rasa suka karena dapat meningkatkan perasaan familiar.
• Kemiripan
Salah satu alasan kenapa kemiripan dapat menghasilkan rasa suka karena orang lebih menghargai opini dan pilihan mereka sendiri dan senang bersama orang yang mengabsahkan pilihannya. Walaupun demikian, kepribadian yang berlawanan dapat juga menarik jika saling melengkapi, terutama dalam hal dominasi (Markey, 2007), orang yang dominant akan lebih menyukai pasangan yang seringnya mengalah dan sebaliknya.
• Social reward
Seseorang cenderung akan mengulangi tingkah lakunya jika mereka mendapatkan penghargaan atau keuntungan.

Sumber:
http://psipop.blogspot.com/2009/08/ketertarikan-interpersonal.html




Aktivitas Kelompok

Bekerja/belajar bersama adalah pergaulan antar anggota kelompok, Anda :
* Membangun dan memberikan pendapat untuk suatu tujuan yang sehat
* Menambah pengertian Anda tentang suatu masalah:
pertanyaan-pertanyaan, wawasan dan penyelesaian
* Menanggapi, dan bekerja untuk mengerti pertanyaan-pertanyaan yang lain, wawasan, dan penyelesaian.
Setiap anggota kelompok berwenang berbicara kepada yang lain dan menyumbangkan dan mempertimbangkan sumbangan pikiran mereka.
* Bertanggung jawab terhadap yang lain, dan mereka bertanggung jawab terhadap Anda.
* Tergantung satu dengan yang lain, dan mereka tergantung pada Anda.
Bagaimana membentuk suatu kelompok belajar yang baik?
* Kegiatan kelompok dimulai dengan latihan, dan proses pengertian kelompok.
Seorang pengajar/pelatih memulai kegiatan dengan fasilitas diskusi dan alternatif (pilihan) usulan, tetapi tidak menentukan penyelesaian terhadap kelompok, khususnya mereka yang sulit bekerja dengan kelompok.
* Tiga hingga lima orang
Kelompok yang besar menimbulkan kesulitan untuk mempertahankan keterlibatan masing-masing.
* Pengajar- tugas kelompok
Fungsi tugas kelompok lebih baik daripada tugas mandiri
* Keragaman tingkat kemahiran, latar belakang, dan pengalaman
o Setiap individu memperkuat kelompok
o Setiap anggota kelompok bertanggung jawab bukan saja terhadap sumbangan pikirannya, melainkan juga membantu pengertian yang lain tentang sumber kekuatan mereka
o Anggota yang tidak beruntung dan tidak suka terhadap kebersamaan akan menyumbangkan dorongan wewenang yang proaktif.
o Belajar secara positif dipengaruhi oleh keragaman pandangan dan pengalaman, meningkatkan pilihan di dalam pemecahan masalah, memperluas jarak pertimbangan secara rinci.
* Kesepakatan setiap anggota untuk mencapai tujuan dapat ditentukankan dan dimengerti oleh kelompok
o Penilaian pasangan secara rahasia adalah cara terbaik untuk menaksir siapa yang terlibat atau yang tidak menyumbangkan pikiran.
o Kelompok berhak untuk mengeluarkan anggota yang tidak bekerja sama atau tidak berpartisipasi, apabila semua usaha perbaikan gagal.
(Orang yang dikeluarkan kemudian mencari kelompok yang lain yang menerimanya)
o Individu-individu dapat terhindar kalau mereka yakin mereka melakukan lebih banyak dengan sedikit bantuan dari yang lain.
(Orang ini dapat sering lebih mudah menemukan kelompok lain yang menerima sumbangan pikirannya)
* Membagi prinsip-prinsip tanggung jawab, ditentukan dan disetujui oleh setiap anggota kelompok.
* Semua ini termasuk:
1. Adanya kesepakatan, persiapan dan tepat waktu untuk pertemuan
2. Ada diskusi dan pemusatan perdebatan terhadap pokok persoalan, menghindari kritik perorangan
3. Bertanggung jawab membagi tugas dan melaksanakannya tepat waktu.
Anda mungkin perlu melaksanakan tugas-tugas dengan memiliki sedikit pengalaman, merasa tidak siap, atau bahkan berpikir yang lain dapat melakukan yang terbaik. Menerima tantangan, tetapi bersenanglah dengan keadaan bahwa Anda membutuhkan bantuan, latihan, pembimbing, atau berhenti dan mengerjakan tugas yang lain.
Proses:
* Mengacu pada Penuntun (Pedoman) Proyek Kelompok
* Susun tujuan, tetapkan bagaimana sering dan apa yang akan Anda komunikasikan, kemajuan penilaian, membuat keputusan, dan memecahkan konflik (pertikaian)
* Menetapkan sumber, khususnya seseorang yang dapat menyiapkan petunjuk, pengawasan, nasehat, dan bahkan penengah.
* Jadwal tinjauan kemajuan Anda dan komunikasi untuk mendiskusikan apa yang dikerjakan dan apa yang tidak dikerjakan.
* Kelompok-kelompok yang bermasalah seharusnya diundang atau perlu dipertemukan dengan instruktur untuk mendiskusikan kemungkinan penyelesaian.
http://soniacinantya-psikologi.blogspot.com/2010/10/aktivitas-kelompok.html





















Tujuan Kelompok
TUJUAN
TUJUAN (a goal) merupakan hasil akhir yang ingin dicapai individu ataupun kelompok yang sedang bekerja, atau secara ideal, tujuan merupakan hasil yang diharapkan menurut nilai orang-orang. Tujuan kelompok disusun berdasarkan mayoritas individu yang bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan terdiri dari tujuan jangka pendek (shortrange goals) yang merupakan batu loncatan untuk tujuan jangka panjang (long-range goals).

Tujuan merupakan pedoman dalam pencapaian program dan aktivitas serta memungkinkan untuk terukurnya efektivitas dan efisiensi kelompok. Komitmen anggota akan tergantung kepada ketertarikannya terhadap kelompok dan tujuan kelompok. Tingkat resiko dalam pencapaian tujuan kelompok harus ditetapkan dan dipantau secara hati-hati; resiko kegagalan yang moderat lebih memotivasi.















KEANGGOTAAN KELOMPOK

5. Pelapisan kelompok di dalam masyarakat
Menurut lapisan di dalam masyarakat , kelompok di bagi menjadi 2 :
a. Kelompok Horisontal yaitu anggota dari kelompok ini berada pada suatu tingkat sosial yang sama. Jadi kelompok ini mempunyai banyak kesamaan di dalam kehidupan anggotanya karena mungkin taraf ekonomi anggota kelompok ini sama dan juga punya pola hidup yang sama pula. Ex:serikat buruh,serikat tani
b. Kelompok vertical yaitu para anggota ada pada berbagai tingkat dari tingkat yang tinggi sampai tingkat yang rendah,karena kelompok ini rata-rata ditentukan oleh kesamaan hobby semata,hal ini ditunjukkan oleh keragaman latar belakang dari para anggotanya. Ex:kumpulan pengemar sepeda lowrider.
6. Faktor-faktor pembentuk kelompok
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
•Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
•Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.
•Pembentukan norma kelompok
Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.
Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.
•Waktu dan zaman
Kelompok itu tidak terbentuk dengan sendiri tetapi ada suatu proses di dalamnya dan mengalami modifikasi dari waktu ke waktu sehingga terbentuklah suatu kelompok yang kongkrit dalam hal itu terbentuknya suatu kelompok membutuhkan waktu yang tidaklah sebentar.
•Sebab dan tujuan
Kelompok itu tidaklah mungkin terbentuk tanpa adanya suatu tujuan tertentu, sehingga tujuan dari kelompok itu menjadi dasar terbentuknya kelompok tersebut dan juga mungkin menjadi simbol dari kelompok itu. Ex: Bonek terbentuk dengan tujuan supaya permainan bola persebaya di lapangan baik.
•Sifat dari anggota kelompok
Karena kesamaan sifat dari anggota kelompok itulah kelompok terbentuk.Kelompok terbentuk dari kesamaan sifat, minat dan tujuan yang sama dari banyak individu yang ingin mencari orang yang memiliki sifat yang sama, sehingga dapat berkomunikasi dengan lancar dengan orang yang sepandangan dengan dirinya dengan tujuan mendapatkan interaksi yang sesuai dengan dengan apa yang diinginannya. Dikatakan demikian karena di dalam kelompok itu terdapat suatu ikatan serta tujuan yang menyebabkan si individu tersebut tidak merasa sendirian, karena ternyata masih banyak orang yang mempunyai suatu pola pikir yang sama, sehingga si individu tersebut tidak merasa minder dengan apa yang dia miliki sekarang karena ada kelompok yang mewadahinya ex: perkumpulan gay dan lesby Indonesia
http://fisip.uns.ac.id/blog/yonie/2010/05/11/pengertian-kelompok/






Efek Instrumental dari Keanggotaan Kelompok
Eefek instrumental keanggotaan adalah bagian dari keanggotaan itu sendiri.Maksud dari efek instrumental ialah suatu komunikasi antar anggota dan pengaruh dari kebersamaan suatu kelompok.Orang banyak akan melihat dari sisi ini karena orang memilih kelompok karena dia merasa sendiri dan ingin berkelompok
http://soniacinantya-psikologi.blogspot.com/2010/10/efek-instrumental-dari-keanggotaan.html

pendekatan terhadap studi tentang kelompok

Sintalitas dapat diartikan sebagai kepribadian suatu kelompok atau lebih tepat sebagai efek yang dimiliki kelompok secara total, mencakup kebersamaan, dinamika, temperamen dan kemampuan kelompok. Didalam teori sintalitas kelompok ada dimensi kelompok, yaitu:
a. Sifat-sifat sintalitas : pengaruh adanya kelompok sebagai keseluruhan terhadap kelompok lain dan lingkungannya.
b. Sifat-sifat struktur kelompok : hubungan antara anggota kelompok, perilaku kelompok dan pola oraganisasi kelompok.
c. Sifat-sifat populasi : sifat rata-rata anggota kelompok. Sifat-sifat pribadi independent dari kelompok akan dibawa ke kelompok apabila individu sebagai anggota kelompok. Cattel menggunakan rata-rata sifatnya, misalnya rata-rata intelegensi dan dan rata-rata sikap terhadap masalah.
Kita dapat meyimpulkan sintalitas kelompok dari perilaku yang tampak, misalnya agresivitas suatu kelompok terhadap kelompok lain. Sifat-sifat struktur internal adalah hubungan antaranggota kelompok yang sifat strukturnya dipantulkan dalam pola organisasi kelompok. Contoh struktur internal seperti peran, klik, status dan jaringan komunikasi.
Sumber : Prof. Dr. Bimo Walgito, 2007














Dikembangkan dari tiga teori yang berbeda orientasi :
1. Orientasi penguat : teori- teori tentang belajar
2. Orientasi lapangan : teori-teori tentang interaksi
3. Orientasi kognitif : teori-teori tentang harapan
Karakteristik Kelompok (Sorsyth, 1979), yaitu :
a. Interaksi : mencajup fisik, verbal, nonverbal, emosional
b. Struktur : pola hubungan yang stabil diantara anggota kelompok
c. Norma : aturan di dalam suatu kelompok yang mendeskripsikan secara tepat
d. Relasi antar anggota
Tujuan teori produktivitas kelompok ada intrinsik dan ekstrinsik (tujuan bersama).
Ekstrinsik adalah faktor pemersatu kelompok yang paling kuat contohnya olah raga dan memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai. Groupness adalah kesatuan, lebih detailnya lagi dimana tingkat kesatuan kekuatan tunggal menyatu.
Sumber : Klara Innata Arishanti, 2005












ERBANDINGAN TEORI BELAJAR BEHAVIOR, KOGNITIF, HUMANISTIK, DAN SIBERNETIK
KONSEP BEHAVIOR KOGNITIF HUMANISTIK SIBERNETIK
PENGER-TIAN Belajar: perubahan perilaku, bila mampu menunjukkan perubahan perilaku; Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (yang tidak selalu berupa perubahan perilaku) Tujuan ”memanusiakan manusia”, lambat laun dapat mengaktualisa-sikan dirinya, eklektif. Berkembang sejalan dengan ilmu informasi. Belajar adalah pengo-lahan informasi.
PEMBE-LAJARAN Stimulus dan respon, apa yang terjadi pada diri indi-vidu tidak diperhatikan faktor lain penguatan atau “reinforcement” (positif dan negatif); Pelopor : Pavlov, Thorndike, Skinner, Guthrie, Hull, Watson. Setiap orang telah mempunyai pengalaman dan penge-tahuan didalam dirinya, dan tertata dalam bentuk “struktur kognitif”, pembelajaran akan berhasil bila materi baru bersinambung dengan stuktur kognitif yang sudah ada. Ada tiga teori (1) Perkembangan Piaget, (2) Kognitif Bruner, dan (3) Bermakna Ausubel Terwujud teori Bloom dan Krathwohl (taksonomi: kognitif, afektif, dan psikomotor) ; Kolb dengan “belajar 4 tahap: konkrit, aktif reflektif, konseptualisasi, dan eksperimentasi aktif); Honey dan Mumford (dengan 4 Tipe Mhs: aktifis, reflektor, teoris, dan prag-matis); Habermas (dengan 3 Tipe Belajar: Teknis, Praktis, dan Emansipatoris) Pembelajaran berlang-sung sejalan dengan “Sistem informasi”. Tidak ada satu pun cara belajar ideal untuk segala situasi. Landa (pendekatan “algorit-mik”,dan “heuristik); Pask dan Scott (tipe mhs : “wholist”, dan “serialist”).
KRITIK Kurang mampu menjelas-kan proses belajar yang kompleks; hasil belajar tidak hanya bisa obervable terlalu menyederhanakan masalah belajar yang se-sungguhnya, tidak semua hasil belajar bisa diamati. Lebih dekat kepada Psikologi daripada teori belajar, aplikasi dalam pembelajaran tidak mu-dah. Kurang bisa memahami struktur kognitif mhs, apalagi kalau dipilah menjadi bagian yang diskrit. Pada tahap lanjut (advanced) sulit memahami dan mengidentifikasi pengetahuan dan pengalaman mhs yang sudah ada dan dimiliki. Sukar diterapkan dalam konteks yang lebih praktis. Terlau dekat dengan dunia filasafat. Karena lebih menekan-kan kepada sistem in-formasi yang akan di-pelajari, kurang terha-dap proses pembela-jaran berlangsung. Sulit untuk dipraktekkan
KONSEP BEHAVIOR KOGNITIF (Piaget) HUMANISTIK SIBERNETIK
APLIKASI 1. Menentukan tujuan
2. Materei pelajaran
3. Mengkaji sistem informasi (materi)
4. Menyusun sesuai de-ngan sist. Informasi
5. Menyajikan materi dan membimbing mhs dengan pola sesuai materi pela-jaran
6. Menentukan tujuan
7. Menentukan materi pelajaran
8. Menentukan topik-topik yang mungkin dipelajari secara aktif (dengan bimbingan minimum dari dosen)
9. Menentukan dan merancangkegiatan belajar yang cocok untuk topik-topik yang kaan dipelajari mahasiswa.
10. Mempersipakan pertanyaan yang dapat memacu kreatifitas mahasiswa untuk berdiskusi atau bertanya.
11. Mengevaluasi proses dan hasil belajar
12. Menentukan tujuan instr.
13. Menentukan materi pelajaran
14. Mengidentifkasi “entry behavior” mahasiswa
15. Mengidentifikasi topik-topik
16. Mendesain wahana yang akan digunakan untuk belajar
17. Membimbing mahasiswa belajar secara aktif
18. Membimbing mahasiswa memahami hakekat makna dan pengalaman belajar
19. Membimbing mahasiswa membuat konseptualisasi pengalaman tersebut
20. Membimbing mahasiswa sampai mampu mengaplikasi-kan konsep-konsep baru ke situasi baru. 10. Mengevaluasi proses dan hasil belajar
http://eko13.wordpress.com/2010/02/16/perbandingan-teori-belajar/



FIELD STUDY

Sebuah studi lapangan adalah istilah yang digunakan oleh naturalis untuk ilmiah studi binatang liar hidup bebas di mana subjek yang diamati dalam alam mereka habitat , tanpa mengubah, merusak, atau material mengubah pengaturan atau perilaku dari hewan yang diteliti.
Ini membantu untuk mengungkapkan kebiasaan dan habitat berbagai organisme hadir dalam lingkungan alam mereka.


Eksperimen Laboratorium dalam kelompok
Sebenarnya Eksperimen adalah metode peneltian yang ditujukan untuk meneliti hubungan sebab akibat dengan memanipulasi satu atau 2 variabel pada satu atau lebih kelompok eksperimen, dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi.

Contoh : meneliti efek diberikan diklat (pendidikan dan latihan) terhadap prestasi kerja karyawan. Dalam penelitian eksperimen ini maka pada satu kelompok diberikan diklat (kelompok ini kita sebut dengan kelompok eksperimental) dan pada kelompok yang lain tidak diberikan diklat (disebut kelompok kontrol). Sedangkan diklat itu sendiri disebut treatment (garapan). Lalu bagaimana kita mengukurnya ? Adalah dengan melihat hasil dari prestasi kerja karyawan setelah diberi diklat dalam waktu (periode) tertentu.

Eksperimen di dalam penelitian sosial tentunya tidak sama dengan eksperimen dalam laboratorium yang dilakukan oleh ahli ilmu eksakta. Laboratorium dalam penelitian sosial bisa ruangan kelas,pasar, kantor, kelompok manusia, dsb tanpa peralatan yang ada seperti dalam laboratorium sesungguhnya.

Dari contoh di atas, terlihat bahwa peneliti dalam menggunakan metode eksperimen perlu menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang sering sulit dilaksanakan. Eksperimen di dalam penelitian sosial memang sulit dilakukan karena yang diteliti adalah gejala sosial. Padahal gejala sosial tidak dapat diadakan secara eksperimental atau diciptakan untuk diteliti. Artinya, peneliti sosial hanya meneliti gejala-gejala sosial yang ada dalam masyarakat bukan menciptakan gejala sosial tersebut untuk diteliti.

Menyadari akan hal tersebut maka penelti ilmu sosial dalam bereksperimen berusaha menyamakan atau menyeragamkan situasi dan konsidi hubungan variabel-variabel yang diteliti.

Inilah gambaran sederhana tentang pemahaman metode ekperimen. Tetapi pada kenyataannya, tidak sesederhana itu. Dalam penelitian-penelitian sosial, desain metode eksperimen yang digunakan untuk penelitian akan sulit mendapatkan hasil yang akurat karena banyak variabel luar yang ikut berpengaruh dan sulit mengontrolnya. Prestasi kerja (dalam contoh di atas) ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh diklat saja tetapi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti motivasi, lingkungan kerja, dsb.

Eksperimen di dalam penentilitian sosial tentunya tidak sama dnegna eksperimen dalam laboratorium yang dilakukan oleh ahli ilmu eksakta. Laboratorium dalam peneitian sosial bisa ruangan kelas,pasar, kantor, kelompok manusia, dsb tanpa peralatan yang ada seperti dalam laboratorium sesungguhnya.

Dari contoh di atas, terlihat bahwa peneliti dalam menggunakan metode eksperimen perlu menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang sering sulit dilaksanakan. Eksperimen di dalam penelitian sosial memang sulit dilakukan karena yang diteliti adalah gejala sosial. Padahal gejala sosial tidak dapat diadakan secara eksperimental atau diciptakan untuk diteliti. Artinya, peneliti sosial hanya meneliti gejala-gejala sosial yang ada dalam masyarakat bukan menciptakan gejala sosial tersebut untuk diteliti.

Menyadari akan hal tersebut maka penelti ilmu sosial dalam bereksperimen berusaha menyamakan atau menyeragamkan situasi dan konsidi hubngan variabel-variabel yang diteliti.
http://foryourpsycho.blogspot.com/2010/10/eksperimen-laboratorium-dalam-kelompok.html



Study stimulasi komputer
Penelitian neuroscience (ilmu yang membahas tentang otak) kini memang sedang berkembang, antara lain yang ramai adalah penggunaan neurofeedback, atau disebut juga biofeedback. Caranya, si anak diberi stimulus auditory dan visual dengan menggunakan permainan games dengan komputer, maupun stimulus getaran-getaran. Dengan getaran-getaran, suara musik atau berbagai bunyian, games atau film warna warni, maka alat pencatat gelombang otak yang disebut Electro-encephalogram (EEG) akan mencatat daerah mana di bagian otak itu yang memberikan respon. Begitu juga berapa besar dan cepat responsnya. EEG akan mencatat gelombang itu dalam bentuk gelombang yang tingginya tidak sama pada setiap aktivitas otak.

Awalnya bertujuan untuk menjawab berbagai asumsi yang muncul di kepala para ahli syaraf atau neurolog yang senang dengan riset-riset ilmiah, untuk melihat kondisi-kondisi tertentu dari pasien neurologi. Misalnya untuk melihat kondisi pasien pasca kecelakaan, kondisi pasien epilepsi, pasca operasi otak, dan lama-lama pada anak-anak yang mempunyai gejala gangguan perkembangan neurologis. Hasil-hasil risetnya kemudian diaplikasikan di dalam klinik guna membantu penegakan diagnosa.

Metoda neurofeedback ditemukan oleh seorang dokter Amerika, Dr. Barry Sterman dari Universitas California di tahun 1960. Selama 20 tahun terus menurus dilakukan penelitian dan pada tahun 1980 mulai dilakukan penelitian di dalam klinik untuk anak dengan gangguan konsentrasi. Harapannya dengan pembelian stimulus dari luar, maka bioelektrik otak yang terjadi sebagai hasil dari perubahan arus neurotrasmitter (zat pembawa arus listrik) akan bisa diatur. Dari sana kemudian terus dikembangkan ke arah anak-anak bergangguan lainnya, seperti gangguan belajar, gangguan perkembangan kognitif, depresi, dan sebagainya. Modifikasi alatpun semakin beragam, begitu juga stimulus yang diberikan semakin bermacam-macam.

Prinsip dasar neurofeedback

Neurofeedback atau disebut juga electro-encephalograph biofeedback, yang kini banyak digunakan sebagai alat terapi, melakukan monitoring kondisi bioelektrik otak dengan tujuan akhir menormalisasi fungsi otak. Artinya apabila misalnya seorang anak yang mempunyai masalah konsentrasi, impulsif, gangguan belajar, epilepsi, ataupun orang dewasa yang mengalami keadaan depresi yang terus menerus, dimana memang terjadi kondisi bioelektrik yang tidak normal, maka kondisi ini diharapkan dapat dinormalkan. Dan fungsi kerja otak diharapkan juga dapat menjadi normal.

Terapinya sangat sederhana, si penderita diminta untuk mengerjakan sesi terapi dengan cara melihat layar komputer, mendengarkan musik, atau juga dengan getaran-getaran magnet yang dikirim ke permukaan kulit kepala. Dengan stimulasi ini diharapkan bioelektrik yang tidak normal akan terangsang ke arah apa yang kita inginkan. Misalnya pada anak ADHD lebih banyak mempunyai gelombang beta1 yaitu 12 – 18 HZ, maka gelombang ini diturunkan ke arah beta2 atau 4-8 HZ.

Diharapkan dengan berkali-kali latihan demikian, maka otak akan terangsang melakukan kondisi yang diharapkan menjadi suatu kebiasaan.

Berbagai penelitian neurofeedback

Namun bagaimana literatur ilmiah berbicara tentang neurofeedback therapy ini? Hingga saat ini masih belum ada kesimpulan yang konklusif tentang keberhasilan kerja neurofeedback ini. Sejak pertama kali percobaan neurofeedback dari tahun 1960 sudah ada sekitar 1000 publikasi neurofeedback therapy ini. Kebanyakan studi-studi itu menunjukkan bahwa laporan studi itu harus disingkirkan karena adanya masalah: tidak ada kelompok kontrol, kelompok percobaan terlalu kecil, adanya perbedaan pemberian perlakuan – orang percobaan terlalu bervariasi, diagnosanya tidak jelas, kriteria tidak jelas, kesimpulan peneliti tidak benar, tidak meliwati bijak bestari (peer reviewers), statistik salah, tidak menunjukkan disain sebelum dan sesudah perlakuan (before and after treatment), dan tidak ada studi lanjutan yang spesifik. Penelitian-penelitian yang dilakukan pada anak-anak bermasalah belajar, gangguan konsentrasi dan disleksia, menunjukkan bahwa ada kemajuan dalam konsentrasi namun saat dilakukan pemeriksaan kemajuan prestasi sekolah tidak menunjukkan apa-apa. Akhir kata, neurofeedback therapy ini terlalu banyak janji dan ujungnya selalu diisi dengan: perlu penelitian lebih lanjut. Padahal sudah 50 tahun dilaksanakan penelitian untuk ini.
http://foryourpsycho.blogspot.com/2010/10/eksperimen-laboratorium-dalam-kelompok.html



KARAKTERISTIK KELOMPOK
A. Kebutuhan interpersonal

William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientatation), menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai berikut:

1) Ingin masuk menjadi bagian kelompok (inclusion).

2) Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan hierakis (control).

3) Ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain.

b. Tindak komunikasi

Mana kala kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha menyampaiakan atau menerima informasi (secara verbal maupun nonverbal). Robert Bales (1950) mengembangkan sistem kategori untuk menganalisis tindak komunikasi, yang kemudian dikenal sebagai Interaction Process Analysis (IPA).

B. Peranan

Seperti tindak komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana emosional yang lebih baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja (yang tidak jarang menghambat kemajuan kelompok). Beal, Bohlen, dan audabaugh (dalam Rakhmat, 2004: 171) meyakini peranan-peranan anggota-anggota kelompok terkategorikan sebagai berikut:

1) Peranan Tugas Kelompok. Tugas kelompok adalah memecahkan masalah atau melahirkan gagasan-gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan upaya memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang menunjang tercapainya tujuan kelompok.

2) Peranan Pemiliharaan Kelompok. Pemeliharaan kelompok berkenaan dengan usaha-usaha untuk memelihara emosional anggota-anggota kelompok.

3) Peranan individual, berkenaan dengan usaha anggota kelompok untuk memuaskan kebutuhan individual yang tidak relevan dengantugas kelompok















Kelompok Efektif dan Tidak Efektif
Mengfungsikan kelompok secara efektif
Ajarkanlah kepada mahasiswa, peraturan yang berlaku untuk kelompok.
Anggota kelompok diharapkan :

« Berbagi tugas dan peralatan.
« Bekerja sama satu dengan yang lain dengan menggunakan bahasa yang santun dan suara yang baik
« Bersedia mendengarkan pendapat anggota yang lain
« Menghormati anggota yang lain dengan cara bersikap sopan dan memberikan komentar positif terhadap hasil kerja.
« Membantu satu sama lain, terutama bila ada anggota yang mendapat kesulitan.
« Bekerja sama menyiapkan gagasan, presentasi atau proyek yang bagus.
« Membuat catatan pribadi selama berada dalam kelompok.

1. Tetapkan apakah anda menginginkan kelompok yang homogen atau heterogen, serta tentukan jumlah anggota dalam setiap kelompok,. Kelompok homogeny terdiri dari siswa yang mempunyai kebutuhan serta kemampuan yang kurang lebih sama, kelompok heterogen terdiri dari siswa dengan berbagai kebutuhan dan kemampuan berbeda.

2. Tentukan harapan-harapan anda. Terutama mengenai apa yang anda ingin lakukan oleh kelompok itu, dimana, dan kapan? Pahami pila tujuannya.

3. Rencanakan wilayah kerja serta bahan-bahan yang diperlukan sebelum siswa dikelompokkan.

4. Sebelum kelompok dibentuk, berilah pengarahan yang sejelas-jelasnya, baik secara lisan maupun tertulis, aturlah waktu untuk memilih peran kelompok dan bertukar pikiran, dan tetapkan prosedur evaluasi, baik untuk kelompok maupun untuk masing-masing anggota kelompok.

5. Apabila siswa secara individu ingin berperan dalam kelompoknya, (misalnya menjadi ketua kelompok, pembicara, illustrator, dll) jelaskan terlebih dahulu perannya dan cara pembentukannya sebelum kelompok terbentuk.

6. Begitu kelompok mulai bekerja, hendaknya anda berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain dan berikan semangat.

7. Agar cara-cara membentuk kelompok tetap segar, cobalah mencari cara-cara yang inovatif lainnya.

8. Tambahkan unsur-unsur kompetitf dalam pembentukan kelompok.
http://ninambel89.blogspot.com/2010/10/kelompok-efektif-dan-tidak-efektif.html

Orientasi Teoritis Dalam Dinamika Kelompok

Orientasi Teoritis Dalam Dinamika Kelompok

Efektivitas kelompok dipengaruhi:
1. Tujuan → mudah dimengerti oleh anggota kelompok, relevan dengan
kebutuhan anggota, mengisyaratkan saling ketergantungan dan
membangkitkan komitmen tingkat tinggi dari anggota untuk mencapainya.
2. Anggota harus mengkomunikasikan ide-ide dan perasaan
3. Partisipasi dan kepemimpinan harus terdistribusikan antar anggota
Tanggung jawab
Semua orang terlibat dalam pekerjaan kelompok, setia terhadap

kebutuhan kelompok dan puas terhadap keanggotaannya
Sumber daya (potensi anggota dimanfaatkan)
Meningkatkan kohesivitas kelompok
4. Prosedur pengambilan keputusan → tepat dan fleksibel
5. Kekuasaan dan pengaruh → keahlian kemampuan
6. Konflik → kontroversi ide / opini
Pemicu : – kebutuhan
- kelangkaan sumber daya (uang, power)
- persaingan
Cara mengatasinya:
Harus bernegosiasi → sama-sama puas dan tidak memperlemah
Kerjasama
Saling ketergantungan
7. Kohesivitas meningkat
Saling menyukai
Ingin terus menjadi bagian kelompok
Puas terhadap keanggotaan
Tingkat penerimaan, dukungannya dan kepercayaan meningkat
8. Kemampuan memecahkan masalah
Merasakan adanya masalah
Mencari dan menetapkan solusi
Mengevaluasi efektivitas solusi


umber : http://psikologikelompokrahmawati.wordpress.com/2010/10/03/orientasi-teoritis-dalam-dinamika-kelompok/

dinamika kelompok

1. Individu satu dengan yang lain akan terjadi kerjasama saling membutuhkan (individu tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat)

2. Dinamika kelompok memudahkan segala pekerjaan (dalam dinamika kelompok ada saling bantu antara anggota satu dengan anggota yang lain)

3. Melalui dinamika kelompok segala pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dapat teratasi, mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar, sehingga waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dapat diatur secara tepat, efektif dan efisien (dalam dinamika kelompok pekerjaan besar akan dibagi-bagi sesuai dengan bagian kelompoknya masing-masing)

4. Meningkatkan masyarakat yang demokratis, individu satu dengan yang lain dapat memberikan masukan atau berinteraksi dengan lainnya dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat

umber : http://psikologikelompokrahmawati.wordpress.com/2010/10/03/orientasi-teoritis-dalam-dinamika-kelompok/

pengertian kelompok

Pengertian Kelompok
1. Interaksi Interpersonal
a) Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi
satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang
jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat
berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.
b) Bonner (1959) : kelompok adalah sejumlah individu yang
berinteraksi dengan individu yang lain.
c) Stogdill (1959) : satu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi
tersebut ditentukan oleh struktur sistem tersebut.
2. Persepsi Keanggotaan
a) Smith (1945) : kelompok sosial adalah satu unit yang terdiri dari
sejumlah organisme yang mempunyai persepsi kolektif tentang
kesatuan mereka dan mempunyai kemampuan untuk berbuat dan
bertingkah laku dengan cara yang sama terhadap lingkungan
b) Bales (1950) : kelompok kecil adalah sejumlah orang yang
berinteraksi secara langsung dimana masing-masing anggota
menerima persepsi dan impresi pertama dengan yang lain dan
memberi reaksi satu dengan yang lain.
2
3. Kesaling tergantungan
a) Lewin (1951) : konsep tentang kelompok sebagai satu dinamika
haruslah memasuki definisi tentang kesaling tergantungan anggota.
b) Friedler (1967) : kelompok itu adalah individu yang mempunyai
takdir bersama dimana jika satu kejadian mempengaruhi seseorang
dalam kelompok maka anggota lain akan terpengaruh.
c) Cartwright dan Zender (1968) : kelompok itu sekumpulan individu
yang mempunyai hubungan antar anggota yang satu dengan yang
lain yang membuat mereka saling tergantung dalam tingkatan
tertentu.
4. Tujuan
a) Mills (1967) : kelompok adalah satu unit yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang bekerja sama atau melakukan kontak untuk
mencapai satu tujuan dan yang mempertimbangkan kerjasama
diantara kelompok sebagai satu yang berarti.
b) Freedman (1936) : orang masuk dalam kelompok antara lain dalam
rangka mencapai tujuan kelompok tersebut.
5. Motivasi
a) Catell (1951) : kelompok adalah sekumpulan organisme yang saling
berhubungan satu dengan lain untuk memenuhi kebutuhan tiap
anggota.
b) Bass (1960) : kelompok adalah sekumpulan individu dimana
keberadaannya sebagai kelompok menjadi reward.
6. Organisasi Terstruktur
a) Mc David dan Harari : organisasi sebagai kelompok adalah sistem
terorganisasi dimana ada dua orang atau lebih individu yang
berhubungan dalam fungsi yang sama, mempunyai seperangkat
standar tentang hubungan peran anggota dan mempunyai morma
yang mengatur tingkah laku anggota kelompok.
b) Sherif dan Sherif (1959) : kelompok adalah unit sosial yang
ditandai sejumlah individu yang mempunyai status, hubungan
peran, norma tertentu yang semuanya itu mengatur tingkah laku
anggota kelompok.
c) Stogdill (1959) : satu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi
tersebut ditentukan oleh struktur sistem tersebut.
7. Mutual Influence
a) Shaw (1979) : dua atau lebih individu yang berinteraksi satu
dengan yang lain dimana masing-masing anggota mempengaruhi

psikologi kelompok psikologi sosial

A . Psikologi Kelompok – Psikologi Sosial1. Psikologi Kelompokô€‚ƒ Agregrat : karakteristik tertentu, tidak saling mengenal ataupun berinteraksiô€‚ƒ Audiens : melakukan hal yang sama disatu waktu, tidak salingmengenal dan kurang berinteraksiô€‚ƒ Crowd : kedekatan secara fisik, berinteraksi terhadap suatustimulus atau situasi umumô€‚ƒ Tim : berinteraksi secara teratur, aktivitas atau tujuantertentuô€‚ƒ Keluarga : diikat oleh hubungan kelahiran atau ikatan hukum,biasanya tinggal dalam suatu tempatô€‚ƒ Organisasi formal : saling bekerja sama, berstruktur jelas, adanyatujuan bersama2. Psikologi Sosialô€‚ƒ Individuô€‚ƒ Kelompokô€‚ƒ Interelationship : – diantara individu- diantara kelompokB . Pengertian Kelompok1. Interaksi Interpersonala) Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasisatu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yangjumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapatberkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.b) Bonner (1959) : kelompok adalah sejumlah individu yangberinteraksi dengan individu yang lain.c) Stogdill (1959) : satu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksitersebut ditentukan oleh struktur sistem tersebut.2. Persepsi Keanggotaana) Smith (1945) : kelompok sosial adalah satu unit yang terdiri darisejumlah organisme yang mempunyai persepsi kolektif tentangkesatuan mereka dan mempunyai kemampuan untuk berbuat danbertingkah laku dengan cara yang sama terhadap lingkunganb) Bales (1950) : kelompok kecil adalah sejumlah orang yangberinteraksi secara langsung dimana masing-masing anggotamenerima persepsi dan impresi pertama dengan yang lain danmemberi reaksi satu dengan yang lain.23. Kesaling tergantungana) Lewin (1951) : konsep tentang kelompok sebagai satu dinamikaharuslah memasuki definisi tentang kesaling tergantungan anggota.b) Friedler (1967) : kelompok itu adalah individu yang mempunyaitakdir bersama dimana jika satu kejadian mempengaruhi seseorangdalam kelompok maka anggota lain akan terpengaruh.c) Cartwright dan Zender (1968) : kelompok itu sekumpulan individuyang mempunyai hubungan antar anggota yang satu dengan yanglain yang membuat mereka saling tergantung dalam tingkatantertentu.4. Tujuana) Mills (1967) : kelompok adalah satu unit yang terdiri dari dua orangatau lebih yang bekerja sama atau melakukan kontak untukmencapai satu tujuan dan yang mempertimbangkan kerjasamadiantara kelompok sebagai satu yang berarti.b) Freedman (1936) : orang masuk dalam kelompok antara lain dalamrangka mencapai tujuan kelompok tersebut.5. Motivasia) Catell (1951) : kelompok adalah sekumpulan organisme yang salingberhubungan satu dengan lain untuk memenuhi kebutuhan tiapanggota.b) Bass (1960) : kelompok adalah sekumpulan individu dimanakeberadaannya sebagai kelompok menjadi reward.6. Organisasi Terstruktura) Mc David dan Harari : organisasi sebagai kelompok adalah sistemterorganisasi dimana ada dua orang atau lebih individu yangberhubungan dalam fungsi yang sama, mempunyai seperangkatstandar tentang hubungan peran anggota dan mempunyai mormayang mengatur tingkah laku anggota kelompok.b) Sherif dan Sherif (1959) : kelompok adalah unit sosial yangditandai sejumlah individu yang mempunyai status, hubunganperan, norma tertentu yang semuanya itu mengatur tingkah lakuanggota kelompok.c) Stogdill (1959) : satu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksitersebut ditentukan oleh struktur sistem tersebut.7. Mutual Influencea) Shaw (1979) : dua atau lebih individu yang berinteraksi satudengan yang lain dimana masing-masing anggota mempengaruhisatu dengan yang lain.

Minggu, 11 April 2010

kualitas dan ukuran bola futsal

Bola harus :
- Berbentuk bulat.
- Terbuat dari kulit atau bahan lainnya.
- Minimum diameter 62 cm dan maximum 64 cm.
- Berat bola pada saat pertandingan dimulai minimum 400 gram dan maximum 440 gram.
- Tekanannya sama dengan 0,4 – 0,6 atmosfir (400 – 600 g/cm³).

gawang futsal

Gawang harus ditempatkan pada bagian tengah dari masing-masing garis gawang. Gawang terdiri dari dua tiang gawang (goal post) yang sama dari masing-masing sudut dan dihubungkan dengan puncak tiang oleh palang gawang secara horizontal (cross bar).

Jarak antar tiang ke tiang gawang 3 m dan jarak dari ujung bagian bawah tanah ke palang gawang adalah 2 m.

Kedua tiang gawang dan palang gawang memiliki lebar dan dalam yang yang sama yakni 8 cm. Jaring dapat dibuat dari nilon yang diikat ke tiang gawang dan palang gawang dibahagian belakang yang diberi beban

Gawang harus ditempatkan pada bagian tengah dari masing-masing garis gawang. Gawang terdiri dari dua tiang gawang (goal post) yang sama dari masing-masing sudut dan dihubungkan dengan puncak tiang oleh palang gawang secara horizontal (cross bar).

Jarak antar tiang ke tiang gawang 3 m dan jarak dari ujung bagian bawah tanah ke palang gawang adalah 2 m.

Kedua tiang gawang dan palang gawang memiliki lebar dan dalam yang yang sama yakni 8 cm. Jaring dapat dibuat dari nilon yang diikat ke tiang gawang dan palang gawang dibahagian belakang yang diberi beban.

DAERAH PERGANTIAN PEMAIN FUTSAL

Daerah pemain cadangan terletak pada samping lapangan dengan tempat duduk tim di kedua sisi yang sama sehingga mempermudah untuk pergantian pemain.

Daerah pergantian pemain terletak depan tempat duduk pemain cadangan dan dengan panjang 5 m. Daerah ini ditandai pada masing-masing sisi dengan garis yang memotong garis samping, dengan lebar garis 8 cm dan panjang 80 cm, dimana 40 cm digambarkan didalam lapangan dan 40 cm diluar lapangan.

Daerah Bebas berjarak 5 m dari garis tengah dan garis samping. Daerah bebas ini, secara langsung didepan pencatat waktu dan harus tetap dalam keadaan kosong dan bebas pandangan.

TITIK PINALTI FUTSAL

- Titik Pinalti Pertama digambarkan 6 m dari titik tengah antara kedua tiang gawang dengan jarak yang sama.

* TITIK PINALTI KEDUA

Titik pinalti pertama digambarkan di lapangan 10 m dari titik tengah antara kedua tiang gawang dengan jarak yang sama.

* TENDANGAN SUDUT

Seperempat Lingkaran dengan radius 25 cm ditarik di dalam lapangan dari setiap sudut.

DAERAH PINALTI FUTSAL

Daerah Pinalti ditandai pada masing-masing ujung lapangan sebagai berikut :
- Seperempat Lingkaran, dengan radius 6 m, ditarik sebagai pusat diluar dari masing-masing tiang gawang.
- Seperempat lingkaran digambarkan garis pada sudut kanan hingga garis gawang dari luar tiang gawang. Bagian atas dari masing-masing seperempat lingkaran dihubungkan dengan garis sepanjang 3,16m berbentuk paralel/sejajar dengan garis gawang antara kedua tiang gawang tersebut.

TANDA LAPANGAN

- Lapangan ditandai dengan garis. Garis tersebut termasuk garis pembatas lapangan. Garis yang lebih panjang disebut garis samping (touched line) dan yang lebih pendek disebut garis gawang (goal line).
- Lebar garis pembatas 8 cm.
- Lapangan dibagi menjadi dua dan diberi garis tengah.
- Titik tengah ditandai pada garis setengah lapangan dan lingkaran pada titik tengah dibuat dengan radius 3 m.

Ukuranlapangan futsal

* UKURAN

Lapangan harus berbentuk bujur sangkar. Garis samping pembatas lapangan harus lebih panjang dari garis gawang:
Panjang : Minimal25 m, Maksimal 42 m
Lebar : Minimal 15 m, Maksimal 25 m
Ukuran Pertandingan Internasional:
Panjang : Minimal 38 , maksimal 42 m
Lebar : Minimal 18 m ,Maksimal 22 m

Tips Bermain Futsal

1.Lakukan Pemanasan

Pemanasan sangat penting karena tanpa pemanasan anda akan merasa kaku dan cepat lelah saat bermain, dikarenakan otot-otot anda seperti dikagetkan dari dalam tidurnya, maka lakukanlah pemanasan tapi ingat jangan terlalu berlebihan, anda cukup melakukannya 5-7 menit, kalau berlebihan anda bakal merasa terlalu lelah saat bermain. Banyak latihan olahraga yang mendukung permainan futsal. Pemanasan seperti dalam latihan badminton akan menambah kecepatan kaki.



2.Jangan Minum Terlalu Banyak

Tips ini agar teman-teman tidak merasa kembung. Ingat, walaupun merasa sangat haus, minumlah secukupnya, jangan mengikuti hasrat, dan minumlah air yang tidak dingin dan tidak panas. Kekembungan mempengaruhi cara bermain kita.



3.Bermain Cepat dan Berputar

Dalam futsal, permainan lebih baik dilakukan dengan cepat dan tidak berlama-lama membawa bola, dan disarankan agar setelah mengoper bola secepatnya mencari posisi yang baik untuk kembali dioper. Posisi tetap tidak dianjurkan dalam bermain futsal, karena tidak cocok dengan lapangan yang kecil.



4.Tendang Dengan Ujung Kaki

Dengan beratnya bola futsal, anda dianjurkan untuk menendang bola dengan ujung kaki/jari-jari kaki, maka tendangan anda akan sangat keras. Tendangan memisang tidak terlalu dianjurkan karena masalah lapangan yang kecil lagi.

Tendangan tentunya berbeda dengan tendangan beladiri seperti taekwondo, silat, dsb.



5.Hindari Kontak Badan

Peraturan futsal sama ketatnya dengan basket. Kontak badan akan diberi pelanggaran, dan anda juga tidak boleh menyapu kaki lawan anda, tidak seperti dalam bermain bola lapangan besar. Wasit PSSI untuk futsal tentunya paham dan harus jeli masalah ini.

Perpanjangan waktu

Kebanyakan pertandingan biasanya berakhir setelah kedua babak tersebut, dengan sebuah tim memenangkan pertandingan atau berakhir seri. Meskipun begitu, beberapa pertandingan, terutamanya yang memerlukan pemenang mengadakan babak tambahan yang disebut perpanjangan waktu kala pertandingan berakhir imbang: dua babak yang masing-masing sepanjang 15 menit dimainkan. Hingga belum lama ini, IFAB telah mencoba menggunakan beberapa bentuk dari sistem 'sudden death', namun mereka kini telah tidak digunakan.

Jika hasilnya masih imbang setelah perpanjangan waktu, beberapa kejuaraan mempergunakan adu penalti untuk menentukan sang pemenang. Ada juga kejuaraan lainnya yang mengharuskan pertandingan tersebut untuk diulangi.

Perlu diperhatikan bahwa gol yang dicetak sewaktu babak perpanjangan waktu ikut dihitung ke dalam hasil akhir, berbeda dari gol yang dihasilkan dari titik penalti yang hanya digunakan untuk menentukan pemenang pertandingan.

Tujuan Permainan sepak bola

Dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang bertarung untuk memasukkan sebuah bola bundar ke gawang lawan ("mencetak gol"). Tim yang mencetak lebih banyak gol adalah sang pemenang (biasanya dalam jangka waktu 90 menit, tetapi ada cara lainnya untuk menentukan pemenang jika hasilnya seri). akan diadakan pertambahan waktu 2x 15 menit dan apabila dalam pertambahan waktu hasilnya masih seri akan diadakan adu penalty yang setiap timnya akan diberikan lima kali kesempatan untuk menendang bola ke arah gawang dari titik penalty yang berada di dalam daerah kiper hingga hasilnya bisa ditentukan. Peraturan terpenting dalam mencapai tujuan ini adalah para pemain (kecuali penjaga gawang) tidak boleh menyentuh bola dengan tangan mereka selama masih dalam permainan.

menendang bola dengan baik

Pertama mungkin dari diri sendiri kita punya rasa ingin bisa menendang bola, setidaknya kita punya niat untuk melakukan sesuatu. hal yang perlu di lakukan. dan cara-cara yang bisa dilakukan

1. Ambil ancang-ancang yang nyaman untuk kita menendang bola.
2. jangan terlalu terburu-buru untuk menendang bola, dan fokuskanlah antara bola dengan kaki anda.
3. sering2lah latihan berat pada kaki. bisa juga dengan skotjump.
4 dan jangan lupa sering-sering latihan.
5. latihan dengan menendang bola pada tujuan yang kita buat sendiri.

Mengangkat bola dengan ujung jari kaki/sepatu

Teknik menendang dengan mengangkat bola dengan ujung jari kaki/sepatu diperlukan keahlian dan latihan terus-menerus, karena biasanya dilakukan pada saat kondisi terjepit dan tidak memungkinkan melakukan tendangan atau umpan mendatar. Bola akan diangkat melewati lawan ke sisi pojok lapangan di daerah lawan baik menyilang atau sejajar. Dilakukan dengan cara :

- Posisi badan berada di belakang bola

- Kaki tumpuan berada disamping bola dan lutut sedikit di tekuk

- Tempatkan ujung jari kaki/sepatu untuk menendang tepat dibawah bola

- Angkat bola dan ayunkan kaki kedepan

- Setelah bola diangkat kaki mengayun mengikuti arah bola

Menendang dengan ujung jari kaki/sepatu

Teknik menendang dengan ujung jari kaki/sepatu biasa disebut futsalovers dengan istilah ”concong” yaitu menggunakan moncong atau ujung sepatu. Jarang digunakan, biasanya dilakukan dalam kondisi berhadap-hadapan satu-satu dengan penjaga gawang. Atau juga pada saat kondisi terjepit dalam tekanan lawan. Dilakukan dengan cara :

- Posisi badan berada di belakang bola

- Kaki tumpuan berada di belakang bola

- Tempatkan ujung jari kaki/sepatu tepat di tengah-tengah bola

- Tendang dengan mendorong bola dengan ujung jari kaki/sepatu

- Setelah menendang kaki sedikit ditarik kembali kebelakang

Menendang dengan tumit

Teknik menendang dengan tumit biasanya digunakan pada saat kondisi terjepit untuk menghindari hadangan lawan atau dalam posisi membelakangi gawang. Bola yang dialirkan tidak terlalu kencang dan pastikan teman anda berada di belakang posisi anda.

Dilakukan dengan cara :

- Posisi badan berada di depan bola

- Kaki tumpuan berada di samping bola

- Tempatkan tumit kaki di depan bola

- Ayunkan kaki kedepan dan tarik kebelakang

- Tempatkan tumit di tengah-tengah bola

- Setelah menendang kaki mengayun ke belakang sedikit mengikuti arah bola

Menendang dengan punggung bagian dalam kaki

Pada umumnya menendang dengan bagian dalam kaki digunakan untuk mengoper jarak jauh (long passing). Namun di permainan futsal teknik menendang dengan cara ini jarang dipergunakan. Dilakukan dengan cara :

- Posisi badan berada dibelakang bola sedikit serong.

- Kaki tumpuan diletakkan di samping bola

- Kaki untuk menendang ditarik kebelakang dan ayunkan kedepan

- Tempatkan punggung bagian dalam kaki pada tengah bawah bola, pada saat kaki mengenai bola, pergelangan kaki ditengangkan

- Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola.

Menendang dengan punggung kaki

Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan untuk menembak ke gawang (shooting at the goal). Dilakukan dengan cara :

- Posisi badan berada di belakang bola sedikit condong ke depan.

- Kaki tumpuan diletakkan di samping bola dan ujung kaki menghadap sasaran dan lutut sedikit ditekuk.

- Kaki untuk menendang berada di belakang bola dengan punggung kaki menghadap sasaran, kemudian ayunkan kedepan

- Tempatkan punggung kaki tepat di tengah-tengah bola.

- Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola.

Menendang dengan sisi luar kaki

Teknik menendang dengan menggunakan sisi kaki bagian luar biasanya dilakukan untuk memberikan umpan menyilang ke rekan yang berada di daerah berlawan dengan kita atau untuk memberikan umpan-umpan terobosan menipu lawan.

Dilakukan dengan cara :

- Posisi badan berada di samping bola ke arah bola akan diumpan

- Kaki tumpuan berada dibelakang atau sejajar dengan bola

- Kaki untuk menendang ditarik ke belakang dan ayunkan ke samping sehingga mengenai bola

- Tempatkan kaki tepat di sisi kanan/kiri bola

- Setelah menendang kaki tetap mengayun ke samping mengikuti arah bola

Menendang dengan sisi dalam kaki

Teknik menendang ini digunakan dengan kaki bagian dalam digunakan untuk mengoper jarak pendek (short passing). Teknik menendang ini adalah yang paling sering dilakukan dengan cukup akurat untuk memberikan umpan, tendangan jarak dekat dan biasa dilakukan untuk melakukan tendangan penalti.

Dilakukan dengan cara :

- Posisi badan menghadap sasaran di belakang bola

- Kaki tumpuan berada di samping bola, lutut sedikit ditekuk

- Kaki untuk menendang ditarik kebelakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola.

- Tempatkan kaki tepat di area tengah bola.

- Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola

Teknik Menendang

Ada enam teknik cara menendang bola. Beberapa dari teknik tersebut sering kita lakukan, namun beberapa yang lain dibutuhkan teknik latihan tersendiri. Ketujuh teknik tersebut :

- Menendang dengan sisi dalam kaki

- Menendang dengan sisi luar kaki

- Menendang dengan punggung kaki (kura-kura)

- Menendang dengan punggung bagian dalam kaki

- Menendang dengan tumit

- Menendang dengan ujung jari kaki/sepatu

- Mengangkat bola dengan ujung jari kaki/sepatu

Jumlah bayi yang lahir dengan keadaan Down Syndrome

Jumlahnya meningkat secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Para peneliti telah menyatakan bahwa jumlah dari bayi yang lahir dengan down syndrome meningkat sekitar 31 persen antara tahun 1979 dan 2003, dan dari 9 hingga 11,8 persen per 10.000 kelahiran pada 10 kawasan di amerika serikat yang sedang dijadikan objek studi.

Studi ini telah menunjukkan bahwa jumlah yang mewakili peningkatan rata-rata sekitar 0,9 persen per tahunnya. Peneliti menganalisa data dari daftar kelahiran berdasarkan 10 populasi di Amerika Serikat, yang mengukur prevalensi diantara anak-anak hingga usia 19 tahun dari setiap region, dan juga pada area lain yang digabungkan.

Selama periode studi ini, prevalensi dari kelahiran meningkat diantara bayi yang dilahirkan dari ibu yang usianya lebih muda. Usia ibu hamil sekitar 35 atau lebih sudah diketahui memiliki faktor resiko mendapatkan bayi dengan down syndrome, yang biasanya disebabkan oleh kelainan kromosom.

Down syndrome disebabkan oleh divisi dari sel yang tidak normal yang terjadi pada perkembangan awal janin. Para ahli medis percaya bahwa hal ini dimulai sejak telur bersatu pada saat pembuahan. Kadang juga, kerusakan ini terjadi pada sperma disaat pembuahan. Tetapi, belum diketahui juga apa sebenarnya yang menyebabkan sel ini terbelah secara tidak normal.

Gen-gen biasanya disatukan dalam kelompok untuk membentuk kromosom. Secara normal, bayi akan mendapat 46 kromosom, 23 dari setiap orangtua. Divisi sel abnormal yang berhubungan dengan down syndrome menghasilkan material genetis tambahan, atau kromosom tambahan. Down syndrome biasanya diklasifikasikan sesuai dengan cara spesifik seperti halnya sel genetis tambahan dihasilkan. Tipe down syndrome translokasi kadang kala di turunkan ke bawah dalam sebuah keluarga.

Peneliti menulis, "kelanjutan (down syndrome) prevalensi pada kelahiran meningkat hampir lima kali diantara kelahiran dari ibu yang lebih tua (38,6 per 10.000) dibandingkan kelahiran pada ibu yang lebih muda (7,8 per 10.000)."

Mampu brkarya

Siapa bilang kekurangan fisik tidak bisa berprestasi? Anak-anak penderita down syndrome di bawah asuhan Ikatan Sindroma Down Indonesia (ISDI) misalnya, justru memiliki segudang prestasi. Salah satu yang membanggakan adalah mereka membuat dua juta pin hasil karya sendiri untuk bangsa.

Penderita yang memiliki kelainan kromosom hingga menyebabkan keterbelakangan fisik dan mental itu juga piawai bermain musik. Mereka bahkan berani manggung di sebuah kafe untuk menunjukkan keahlian bernyanyi. Belum lagi lukisan nan indah hasil karya mereka.

Tak ada sokongan dana dari pemerintah membuat penderita down syndrome harus mandiri. Kreativitas anak-anak tersebut bermula dari saran Melly Kiong, seorang pemerhati anak. Mereka menjual pin dan hiasan kulkas seharga Rp 3.000 per buahnya. Semangat mereka seharusnya bisa menjadi cermin bagi kita.

Apa yang anda perlu ketahui saat anda hamil.

Apa itu Down syndrome ?
Down syndrome adalah satu kelainan genetik yang paling sering. Kelainan ini disebabkan oleh adanya
tambahan kromosom di kromosom nomor 21. Pada bayi normal terdapat 23 pasang kromosom. Setiap
pasang kromosom memiliki nomor dari 1 sampai 23. Jumlah kromosom di nomor 21 adalah sepasang.
Sedang pada bayi dengan Down syndrome ada tiga buah sehingga kelainan ini disebut dengan trisomy
21.
Apa masalah pada bayi dengan Down syndrome?
Down syndrome biasanya menyebabkan retardasi mental ringan sampai sedang atau pertumbuhan
mental yang lambat. Hampir setengah bayi-bayi dengan Down syndrome lahir dengan kelainan jantung.
Beberapa hanya bisa diperbaiki dengan pembedahan. Sebagian bayi dengan Down syndrome juga
memiliki masalah saluran cerna, gangguan pengelihatan atau kehilangan pendengaran.

Therapi yang saya sarankan

1. Therapi behavior : Untuk membentuk tingkah laku sosial ananda.
2. Fisio Therapi : Therapi fisik yang didalamnya memperbaiki gerak tubuh ananda yang belum stabil, melatih keseimbangan, koordinasi gerak tubuh dan lainnya.
3. Okupasi Therapi : Memperbaiki motorik halus ananda agar ananda bisa menggenggam, mengangakat benda dan menulis sehingga ananda bisa bersekolah (mengikuti pelajaran sekolah). Dengan terapi ini ananda akan dilatih untuk membuat semua otot dalam tubuhnya berfungsi dengan tepat.
4. Therapi Wicara : Melatih ananda untuk bisa berkomunikasi dengan baik dan benar. Yaitu dengan latihan enkoding dan dekoding (pengujaran dan pemahaman kata yang diucapkan).
Sehingga ananda dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
5. Therapi Sensory : Untuk melatih kemampuan mengolah dan mengartikan Integrasi seluruh rangsang sensoris yang diterima dari tubuh maupun lingkungan. Dan kemudian menghasilkan respons yang terarah, hal ini berguna untuk meningkatkan kematangan susunan saraf pusat sehingga lebih mampu untuk memperbaiki struktur dan fungsinya. Aktivitas ini sangat merangsang koneksi sinaptik yang lebih kompleks dengan demikian bisa meningkatkan kapasitas untuk belajar

Down syndrome

Salah satu penyakit yang bisa disebabkan oleh faktor genetis (keturunan) dimana salah satu dari keluarga pasangan suami atau istri ada yang mengidap penyakit yang sama. Kemungkinan ini bisa terjadi sekitar 70-80%. Down syndrome sendiri terjadi dikarenakan adanya kromosom abnormalitas pada saat pembuahan terjadi (ini terjadi pada masa prenatal/di dalam kandungan). Penyebab lainnya bisa juga karena si Ibu terkena infeksi pada saat kehamilan, bayi kekurangan nutrisi di awal kehidupannya, terkena bahan kimia yang beracun pada saat kehamilan. Sementara untuk penyebab terjadinya down syndrome pada saat masa kelahiran bisa disebabkan karena kelahiran anoxia (kehilangan oksigen), luka pada otak, dan lainnya.

Pemeriksaan diagnostik

Untuk mendeteksi adanya kelainan pada kromosom, ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan, antara lain:

* Pemeriksaan fisik penderita
* Pemeriksaan kromosom
* Ultrasonography
* ECG
* Echocardiogram
* Pemeriksaan darah (Percutaneus Umbilical Blood Sampling)

Pencegahan Down Syndrome

Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan Down Syndrome atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki resiko melahirkan anak dengan Down Syndrome lebih tinggi. Down Syndrome tidak bisa dicegah, karena merupakan kelainan yang disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom. Jumlah kromosom 21 yang harusnya cuma 2 menjadi 3. Penyebabnya masih tidak diketahui pasti. Yang dapat disimpulkan sampai saat ini adalah makin tua usia ibu makin tinggi risiko untuk terjadinya Down Syndrom. Diagnosis dalam kandungan bisa dilakukan dengan analisis kromosom dengan cara pengambilan CVS (mengambil sedikit bagian janin pada plasenta) pada kehamilan 10-12 minggu) atau amniocentesis (pengambilan air ketuban) pada kehamilan 14-16 minggu.

Gejala atau tanda-tanda down syndrom

Gejala atau tanda-tanda

Gejala yang muncul akibat sindrom down dapat bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas.

Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar. Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia). Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds). Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar.

Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput (dermatoglyphics). Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan atau bahkan kerusakan pada sistim organ yang lain.

Karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relatf pendek, kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongolia, maka sering juga dikenal dengan Mongoloid.

Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa Congenital Heart Disease. kelainan ini yang biasanya berakibat fatal di mana bayi dapat meninggal dengan cepat. Pada sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada esophagus (esophageal atresia) atau duodenum (duodenal atresia).

Apabila anak sudah mengalami sumbatan pada organ-organ tersebut biasanya akan diikuti muntah-muntah. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan sindrom down atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki risiko melahirkan anak dengan sindrom down lebih tinggi.

memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak

Digunakan standar internasional tentang autis. ICD-10 (International Classification of Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual) 1994 merumuskan kriteria diagnosis untuk Autis Infantil yang isinya sama, yang saat ini dipakai di seluruh dunia.

Kriteria tersebut adalah:

Untuk hasil diagnosa, diperlukan total 6 gejala (atau lebih) dari no. (1), (2), dan (3), termasuk setidaknya 2 gejala dari no. (1) dan masing-masing 1 gejala dari no. (2) dan (3).

1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal harus ada dua dari gejala-gejala di bawah ini:
- Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai:
kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik kurang tertuju.
- Tidak bisa bermain dengan teman sebaya.
- Tak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain).
- Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik.

2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada satu dari gejala-gejala di bawah ini:
- Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara
non-verbal.
- Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi.
- Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.
- Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru.

3. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan. Minimal harus ada satu
dari gejala di bawah ini:
- Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan.
- Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya.
- Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang.
- Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.

Tanda - tanda Autisme

* - tidak bisa menguasai atau sangat lamban dalam penguasaan bahasa sehari-hari
* - hanya bisa mengulang-ulang beberapa kata
* - mata yang tidak jernih atau tidak bersinar
* - tidak suka atau tidak bisa atau atau tidak mau melihat mata orang lain
* - hanya suka akan mainannya sendiri (kebanyakan hanya satu mainan itu saja yang dia mainkan)
* - serasa dia punya dunianya sendiri
* - tidak suka berbicara dengan orang lain
* - tidak suka atau tidak bisa menggoda orang lain

Gejala – gejala pada autisme mencakup ganggguan

1. gangguan pada bidang komunikasi verbal dan non verbal

-Terlambat bicara atau tidak dapat berbicara
-Mengeluarkan kata – kata yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain yang sering disebut sebagai bahasa planet
-Tidak mengerti dan tidak menggunakan kata – kata dalam konteks yang sesuai
-Bicara tidak digunakan untuk komunikasi
-Meniru atau membeo , beberapa anak sangat pandai menirukan nyanyian , nada , maupun kata – katanya tanpa mengerti artinya
-Kadang bicara monoton seperti robot
-Mimik muka datar
-Seperti anak tuli, tetapi bila mendengar suara yang disukainya akan bereaksi dengan cepat

2. Gangguan pada bidang interaksi sosial

-Menolak atau menghindar untuk bertatap muka
-Anak mengalami ketulian
-Merasa tidak senang dan menolak bila dipeluk
-Tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang
-Bila menginginkan sesuatu ia akan menarik tangan orang yang terdekat dan mengharapkan orang tersebut melakukan sesuatu untuknya.
-Bila didekati untuk bermain justru menjauh
-Tidak berbagi kesenangan dengan orang lain
-Kadang mereka masih mendekati orang lain untuk makan atau duduk di pangkuan sebentar, kemudian berdiri tanpa memperlihatkan mimik apapun
-Keengganan untuk berinteraksi lebih nyata pada anak sebaya dibandingkan terhadap orang tuanya

3. Gangguan pada bidang perilaku dan bermain

-Seperti tidak mengerti cara bermain, bermain sangat monoton dan melakukan gerakan yang sama berulang – ulang sampai berjam – jam
-Bila sudah senang satu mainan tidak mau mainan yang lain dan cara bermainnya juga aneh
-Keterpakuan pada roda (dapat memegang roda mobil – mobilan terus menerus untuk waktu lama)atau sesuatu yang berputar
-Terdapat kelekatan dengan benda – benda tertentu, seperti sepotong tali, kartu, kertas, gambar yang terus dipegang dan dibawa kemana- mana
-Sering memperhatikan jari – jarinya sendiri, kipas angin yang berputar, air yang bergerak
-Perilaku ritualistik sering terjadi
-Anak dapat terlihat hiperaktif sekali, misal; tidak dapat diam, lari kesana sini, melompat – lompat, berputar – putar, memukul benda berulang – ulang
-Dapat juga anak terlalu diam

4.Gangguan pada bidang perasaan dan emosi

-Tidak ada atau kurangnya rasa empati, misal melihat anak menangis tidak merasa kasihan, bahkan merasa terganggu, sehingga anak yang sedang menangis akan di datangi dan dipukulnya
-Tertawa – tawa sendiri , menangis atau marah – marah tanpa sebab yang nyata
-Sering mengamuk tidak terkendali ( temper tantrum) , terutama bila tidak mendapatkan apa yang diingginkan, bahkan dapat menjadi agresif dan dekstruktif

5. gangguan dalam persepsi sensoris

• Mencium – cium , menggigit, atau menjilat mainan atau benda apa saja
• Bila mendengar suara keras langsung menutup mata
• Tidak menyukai rabaan dan pelukan . bila digendong cenderung merosot untuk melepaskan diri dari pelukan
• Merasa tidak nyaman bila memakai pakaian dengan bahan tertentu

Mengenali Anak Autisme

Kata AUTISME saat ini sering kali diperbincangkan , dan angka kejadian anak autisme masih terus meningkat diseluruh dunia.Banyak penyandang autisme terutama yang ringan masih tidak terdeteksi dan bahkan sering mendapatkan diagnosa yang salah , atau bahkan terjadi overdiagnosis . hal tersebut tentu saja sangat merugikan anak. Saat ini sering timbul kekuatiran para orang tua jika anak kita terlambat bicara atau bertingkah laku tidak lazim , apakah anak menderita autisme?, Marilah mengenal lebih dalam tentang Autisme pada anak…

Apakah autisme itu ?
Kelainan perkembangan yang luas dan berat, dan mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan tersebut mencakup bidang interaksi sosial , komunikasi , dan perilaku.

Kapan deteksi dini autisme pada anak ?
Gejala autisme mulai tampak pada anak sebelum mencapai usia 3 tahun , secara umum gejala paling jelas terlihat antara umur 2 – 5 tahun.
Pada beberapa kasus aneh gejala terlihat pada masa sekolah.

Berdasarkan penelitian lebih banyak didapatkan pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Beberapa tes untuk mendeteksi dini kecurigaan autisme hanya dapat dilakukan pada bayi berumur 18 bulan ke atas.

Waspadai gejala – gejala autisme

Gejala autisme berbeda – beda dalam kuantitas dan kualitas ,penyandang autisme infantil klasik mungkin memperlihatkan gejala dalam derajat yang berat , tetapi kelainan ringan hanya memperlihatkan sebagian gejala saja.

Kesulitan yang timbul, sebagian dari gejala tersebut dapat muncul pada anak normal, hanya dengan intensitas dan kualitas yang berbeda.

Gangguan pada penderita autisme dalam persepsi sensoris

Perasaan sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa dari mulai ringan sampai berat. Menggigit, menjilat atau mencium mainan atau benda apa saja. Bila mendengar suara keras, menutup telinga. Menangis setiap kali dicuci rambutnya. Merasakan tidak nyaman bila diberi pakaian tertentu. Tidak menyukai rabaan atau pelukan, Bila digendong sering melepaskan diri dari pelukan.

Autisme dipengaruhi oleh multifaktorial. Sejauh ini, masih belum terdapat kejelasan secara pasti mengenai penyebab dan faktor resikonya. Strategi pencegahan yang dilakukan masih belum optimal. Saat ini tujuan pencegahan hanya sebatas mencegah agar gangguan yang terjadi tidak lebih berat lagi, bukan untuk menghindari. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap secara jelas misteri penyebab gangguan ini sehingga nantinya dapat dilakukan strategi pencegahannya.

Gangguan pada penderita autisme dalam berperilaku

Sering dianggap sebagai anak yang senang kerapian, harus menempatkan barang tertentu pada tempatnya. Terlihat hiperaktif, sering menyakiti diri sendiri seperti memukul atau membenturkan kepala. Kadang sangat hiperaktif atau sangat pasif. Marah tanpa alasan yang masuk akal. Sangat menaruh perhatian pada satu benda, ide, aktifitas ataupun orang. Tidak dapat menunjukkan akal sehatnya. Dapat sangat agresif ke orang lain atau dirinya sendiri. Gangguan kognitif tidur, gangguan makan dan gangguan perilaku lainnya.

Gangguan pada penderita autisme dalam bermain

Bermain sangat monoton dan aneh, mengamati dengan seksama dalam jangka waktu lama. Ada kelekatan dengan benda tertentu seperti kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang dibawa kemana saja dia pergi. Bila senang satu mainan tidak mau mainan lainnya. Tidak menyukai boneka, tetapi lebih menyukai benda yang kurang menarik seperti botol, gelang karet, baterai, dsb. Tidak reflek, tidak berimajinasi dalam bermain, tidak dapat meniru tindakan temannya, dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura pura. Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin yang berputar atau angin yang bergerak.

Gangguan bidang interaksi sosial

Menolak atau menghindar untuk bertatap muka. Tidak menoleh bila dipanggil, sehingga sering diduga tuli. Merasa tidak senang atau menolak dipeluk. Bila menginginkan sesuatu, menarik tangan tangan orang yang terdekat dan berharap orang tersebut melakukan sesuatu untuknya. Tidak berbagi kesenangan dengan orang lain. Saat bermain bila didekati malah menjauh.

Gangguan pada penderita autisme

Kemampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat berbicara,. menggunakan kata kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan, berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat. Kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain. Suka menirukan kata, kalimat atau lagu tanpa tahu artinya. Bicaranya monoton seperti robot, tidak digunakan untuk komunikasi dan mimik datar

Autisme itu!!

Autisme merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang komunikasi, gangguan dalam bermain, bahasa, perilaku, gangguan perasaan dan emosi, interaksi sosial, perasaan sosial dan gangguan dalam perasaan sensoris.

Klasifikasi

A. Developmental language disorders (ganguan perkembangan berbahasa)
1. Hanya mengalami gangguan ekspresif dengan pemahaman normal dengan sedikit atau tanpa komorbiditas - gangguan lain yang menyertainya (pure dysphasia development atau expressive language disorder menurut DSM IV)
Gangguan campuran antara perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif (mixed receptive-expressive language disorder DSM IV). Seringkali terjadi adanya deskrepansi (perbedaan) yang bermakna antara skor tes verbal IQ dengan performal (non-verbal) IQ, dimana skor verbal IQ mencapai skor yang sangat rendah. Atau non-verbal IQ mencapai skor lebih tinggi daripada tes pemahaman bahasa. Pemahaman bahasa lebih rendah daripada rata-rata anak seusianya, artinya ada gangguan perkembangan bahasa reseptif (receptive dysphasia).
1 dan 2 di atas dapat terjadi pada anak yang mengalami gangguan perkembangan bahasa dan bicara.

B. Gangguan bahasa reseptif: diluar definisi dysphasia development, karena pemahaman bahasa lebih jelek daripada bahasa ekspresif.
1. Kemampuan reseptif dan ekspresif sangat rendah (delay atau tertinggal); seringkali diikuti dengan gangguan nonverbal (mengalami juga keterbelakangan mental). Dalam bentuk yang parah didapatkan asymbolic mental retardation atau “mute autistic”. Pemahaman bahasa dan bicara sama sekali tak nampak.
2. Verbal-auditory agnosia atau congenital word deafness (bentuk ringan dari phonologic perception problem)
3. Cortical deafness, total auditory agnosia (congenital auditory imperception).
4. Gangguan sensorik pendengaran yang parah.

C. Gangguan semantik-pragmatik
Gangguan bahasa Semantik (pengertian) – pragmatik (penggunaan) sering dimulai dengan bahasa dengan echolalia yang banyak.

D. Gangguan kelancaran bicara, atau gagap.
E. Mutisme selektif (tidak mau bicara dalam situasi atau tempat tertentu)
F. Miskin bahasa karena kurang stimulasi
G. Gangguan artikulasi dan gangguan perkembangan bahasa dan bicara, sering disebabkan karena masalah seperti dalam pembangian 1 & 2

Gangguan perkembangan bicara dan bahasa karena sebab-sebab lain:
1. Child-afasia (disebabkan karena traumatic, tumor, infeksi)
2. Landau-Kleffner-syndrom (gejala mirip pada pembangian B)
3. Kemunduran perkembangan bahasa dan bicara dengan penyebab tak diketahui dengan atau tanpa epilepsi saat tidur dan gangguan nosologi yang tak diketahui penyebabnya, sering juga terjadi pada Autisme Spectrum Disorder (ASD).

Terlambat bicara atau autisme

Pertanyaan ini aku lihat paling banyak ditanyakan oleh para Ibu yang mempunyai anak usia 1,5 tahun, 2 tahun, 2,5 tahun yang belum juga bicara. Kadang ada yang cerita belum banyak bicaranya, tetapi sudah mengerti jika diajak ngbrol. Ketakutan akan bergangguan autisme memang beralasan, karena publikasinya memang begitu mengatakan bahwa: hati-hati jika anak terlambat bicara, kemungkinan autisme.

Berapa banyak autisme? Banyak, begitu menurut publikasi. Berapa jelasnya? Engga tahu, karena angkanya samaunya. Ada yang bilang 1 : 500, ada yang 2: 250, eh ada juga yang bilang 1 : 150. Bayangkan dong kalau 1: 150, apa nanti gak bakal muncul partai kelompok autisme? Kok tinggi banget sih? Kalau tinggi begitu kenapa kok WHO engga membuat seruan serbu autisme, dan semua Negara membuat program pemberantasan ataupun pencegahan autisme. Ya engga, karena menurut banyak orang yang ngubek autisme, konon karena pertama yang salah:
1) tatalaksana sistem diagnosa autisme kurang ketat, seharusnya dilakukan secara multidisiplin, jangka waktu lama, berbulanan, hingga setahun, baru ditegakkan diagnosanya, tapi banyak hanya dengan satu kali kunjungan, tanpa konsultasi kiri kanan, bahkan ada yang cuma liwat mailing list segala, saat seorang Ibu bertanya mengapa anaknya belum bicara, langsung dapat diagnosa.
2) DSM IV atau ICD 10 yang menjadi dasar penegakan diagnosa jadi biang kerok.

Salah satu artikel yang secara terus terang mengkritik kriteria itu ditulis oleh Tine van Schijndel-Jehoel seorang orthopedagog peserta program doktor neuropsikologi klinik dari Universitas Tilburg – Belanda. Artikel itu adalah bagian dari pendidikan doktornya, yang ditampilkan di sebuah majalah autisme ilmiah Wetenschapplijk Tijdschrift Autisme, edisi Agustus 2005, dengan judul artikel: Brein bedriegt: als een autisme spectrum stoornis geen autisme is (Otak yang menipu: jika autisme spectrum disorder ternyata bukan autisme). Ia menjelaskan bahwa:
1) DSM IV adalah kelanjutan dari DSM III, dan ICD 10 adalah kelanjutan dari ICD 9;
2) dalam kriteria itu baik DSM IV maupun ICD 10, yang diambil dari DSM III & ICD 9, adalah prototip sistem klasifikasi bahwa: seorang anak dapat didiagnosa berdasarkan kumpulan gejala tertentu, tanpa harus memenuhi seluruh kriteria yang ada;
3) kumpulan gejala itu tak ada penjelasan latar belakang penyebab dan mengapa gejala itu bisa terjadi;
4) kriteria itu tidak pernah melalui upaya-upaya berbagai penelitian guna mendukung akurasi kriteria;
5) ketiga faktor yang menjadi dasar diagnosa (gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi, dan perilaku repetitif dan stereotipik) tidak diberi definisi secara jelas.


Akibat dari kriteria yang digunakan itulah yang pada akhirnya menjadi penyebab banyaknya anak-anak dengan bermacam-macam pola gejala mendapatkan diagnosa yang sama, yaitu autisme, yang dengan catatan sebetulnya sangat beragam (heterogen). Dengan alasan heterogenitas dan kesulitan menentukan letak setiap anak yang menerima diagnosa itu dalam sebuah spektrum yang panjang, akhirnya digunakanlah istilah Autism Spectrum Disorder (ASD). Menurut Shijndel-Jehoel lagi bahwa para ilmuwan saat melakukan penelitian seringkali juga menjadikan Autism Spectrum Disorder (ASD) sebagai satu objek grup penelitian yang dianggap homogen. Artinya semua ini menurutnya bahwa perkembangan kognitif neuropsikologi anak didiagnosa melalui kumpulan gejala tanpa memperhatikan lagi perbedaan etiologi (penyebab) dari setiap kelompok dalam spektrum tersebut. Dalam menangkap tanda-tanda gangguan autisme ini, gejala perilakulah yang menjadi sasaran, maka berbagai gejala perilaku akan terjebak masuk ke dalam term perilaku menyimpang, tanpa memperhatikan lagi apakah seorang anak mempunyai performa atau kinerja yang baik, mempunyai potensi, mempunyai prinsip yang kuat, dan dapat menunjukkan perilaku sosial yang adaptif, yang ke semuanya itu bisa saja nampak dalam situasi di rumah.

Hormon cinta

Hormon cinta atau oksitosin terbukti bermanfaat memperbaiki fungsi sosial para penderita autisme, demikian dilaporkan sebuah riset terbaru di Prancis.

Angela Sirigu dan timnya dari laboratorium CNRS di Bron, Prancis menemukan pemberian oksitosin dalam bentuk inhalasi kepada partisipan pengidap spektrum autisme menunjukkan hasil yang baik. Mereka cenderung lebih fokus dalam memberikan perhatian terhadap mata dan wajah manusia -- yang merupakan penanda penting dari interaksi sosial.

Riset ini dilakukan dengan cara membandingkan efek oksitosin pada 13 individu berusia 17-39 tahun - 10 di antaranya dengan gejala spektrum autis dan tiga lainnya mengidap high functioning autisme (autisme dengan tingkat IQ tinggi) - dengan 13 kelompok populasi kontrol. Kedua kelompok ini diperintahkan bermain video game sepakbola di mana kelompok autisme mendapatkan inhaler oksitosin.

Riset yang dipublikasi secara online dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, itu menemukan bahwa inhalasi oksitosin pada dewasa yang pengidap Sindrom Asperger atau autisme IQ tinggi membuat mereka cenderung senang bermain dengan partner mereka yang lebih responsif secara sosial dalam video gim sepakbola.

"(Riset) Kami menunjukan bahwa oksitosin dapat merangsang pendekatan sosial dan pemahaman sosial para pasien pengidap autisme," ungkap Sirigu.

"Studi lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui apakah asupan oksitosin untuk jangka panjang dapat memperbaiki pada kehidupan soal para pasien ini dalam kesehariannya," tambahnya.

Hormon oksitosin adalah hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus dan disimpan dalam kelenjar pituitari belakang. Hormon ini biasanya banyak diproduksi oleh wanita hamil menjelang melahirkan dan juga dilepaskan pria dan wanita saat berhubungan intim. Hormon ini juga terbukti berkaitan dengan ikatan emosional dan hubungan interpersonal.

kondisi klinis

#Autisme merupakan kondisi klinis yang dapat berkembang sejak awal masa anak-anak.dan bersifat kronik yang ditandai dengan kegagalan ataupun ketidakmampuan dalam berhubungan sosial dengan lingkungan ataupun dengan individu lainnya, keterlambatan perkembangan bahasa, serta gangguan perilaku. Angka kejadian dari autisme ini diperkirakan mencapai 20 kasus per 10.000 anak, dan studi lain dilaporkan sebesar 63 kasus per 10.000 anak. Pada beberapa kasus, gejala utama dari autisme ini sering disertai dengan perubahan perilaku yang serius seperti: perilaku merusak diri, agresivitas, tantrum yang merupakan suatu respon terhadap tuntutan lingkungan. Dan masalah gangguan perilaku ini akan menyebabkan masalah dalam proses rehabilitasi baik dari orang tua maupun dari pembimbing yang tentunya membutuhkan usaha yang lebih besar untuk memperbaiki hal tersebut.

Walaupun terapi perilaku dapat menurunkan agresivitas namun hal ini sangat bersifat individualistik dan belum ada studi acak tersamar ganda untuk hal ini, dan pula zat-zat yang dapat digunakan untuk autisme juga masih terbatas. Antagonis terhadap reseptor dopamine secara teoritis dapat digunakan, haloperidol merupakan salah satu antagonis reseptor dopamine yang memberikan efek positif. Namun penggunaan haloperidol pada anak-anak sangat dikhawatirkan khususnya dalam hal efek samping baik dalam jangka waktu pendek maupun pada penggunaan jangka panjang. Tidak seperti haloperidol, penggunaan atipikal antipsikotik yang mampu menghambat reseptor serotonin pasca sinaps yang diharapkan mampu memperbaiki efektivitas namun dengan efek samping gejala-gejala ekstrapiramidal yang lebih baik.

Risperidone yang merupakan salah satu atipikal antipsikotik, merupakan antagonis dopamin (D2), dan serotonin (5HT2A) dan lainnya khususnya pada penggunaan dosis kecil, risperidone diakui mempunyai efek ekstrapiramidal yang relatif kecil jika dibandingkan dengan preparat yang konvensional. Beberapa studi preliminari menunjukkan risperidone efektif dan aman digunakan untuk menurunkan gejala-gejala gangguan perilaku pada populasi studi dengan autisme. Namun apakah data-data dari studi pendahuluan ini juga menunjukkan bukti efektif dan aman jika dilakukan studi klinis dengan disain yang terkontrol, khususnya pada anak-anak ?

Beberapa studi penggunaan risperidone untuk penanganan kasus autisme ini sudah banyak dilakukan, salah satunya adalah studi penggunaan risperidone yang melibatkan sebanyak 101 anak-anak, dengan gangguan autistic, dengan rentang usia antara 5 – 17 tahun. Subyek dalam studi tersebut secara acak diberikan terapi dengan risperidone dosis 0,5 – 3,5 mg per hari atau plasebo sebagai pembanding. Studi ini dilakukan selama 8 minggu, dan memberikan hasil terjadinya penurunan dari skor iritabilitas sebesar 56,9%, dibandingkan dengan yang mendapat plasebo yaitu sebesar 14,1% (p<0,001). Besar perbaikan dari CGI skor dengan derajat baik dan baik sekali adalah sebesar sebesar 69% dan 12% masing-masing untuk risperidone dan plasebo. Risperidone sering dihubungkan dengan penigkatan berat badan, dan dalam studi ini pada kelompok yang mendapat risperidone terjadi peningkatan berat badan sebesar 2,7 ± 2,9 kg, sedangkan pada kelompok plasebo sebesar 0,8 ± 2,2 kg (p<0,01).

Efektivitas risperidone juga ditunjukkan oleh studi yang lain, tuatu studi dengan lama pemberian risperidone yang lebih lama dilakukan terhadap 37 anak-anak dengan autisme (5 – 17 tahun), dengan gejala-gejala perilaku yang agresif, dan tantrum. Total lama pemberian risperidone adalah 6 bulan. Secara umum pada kelompok yang mendapat risperidone terjadi perbaikan dari perilaku pada anak-anak dengan autisme tersebut. Risperidone juga lebih superior dalam hal mencegah terjadinya kekambuhan, yaitu masing-masing 3 dari 12 anak pada yang mendapatkan risperidone dan 8 dari 12 anak dari kelompok plasebo. Namun penggunaan jangka panjang ternyata juga meningkatkan risiko efek samping terutama adalah peningkatan nafsu makan dan berat badan, kecemasan, serta keluhan rasa lelah.

Namun secara umum penggunaan risperidone untuk memperbaiki perilaku pada anak dengan autisme (agresif, tanrum, dsb) menunjukkan efektivitas yang lebih baik daripada plasebo. Penggunaan jangka pendek secara umum mempunyai keamanan yang baik.

Kamis, 04 Maret 2010

Gelombang otak

Kalau kita pergi ke rumah sakit, laboratium, atau ke pusat-pusat penelititan fungsi otak manusia, maka kita bisa menemui EEG atau electroencephalogram dan Brain Mapping. Kedua alat tersebut digunakan untuk mengamati aktivitas otak manusia. Perbedaannya adalah Brain Mapping hanya memeriksa secara fisik. Untuk mengetahui adanya gangguan, kerusakan atau kecacatan otak, misalkan tumor otak, pecahnya pembulu darah otak, benturan pada kepala dan seterusnya. Sedangkan EEG memeriksa getaran, frekwensi, sinyal atau gelombang otak yang kemudian dikelompokkan kedalam beberapa kondisi kesadaran.

Getaran atau frekwensi adalah jumlah pulsa (impuls) perdetik dengan satuan hz. Berdasarkan riset selama bertahun-tahun di berbagai negara maju, frekwensi otak manusia berbeda-beda untuk setiap fase sadar, rileks, tidur ringan, tidur nyenyak, trance, panik, dan sebagainya. Melalui penelitian yang panjang, akhirnya para ahli syaraf (otak) sependapat bawah gelombang otak berkaitan dengan kondisi pikiran. kami akan jelaskan satu per satu tentang jenis-jenis frekwensi gelombang otak dan pengaruhnya terhadap kondisi otak manusia.

GAMMA (16 hz - 100 hz)
Adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi, misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panik, ketakutan, kondisi ini dalam kesadaran penuh. Berdasarkan penyelidikan Dr. Jeffrey D. Thompson (Center for Acoustic Research) di atas gelombang gamma sebenarnya masih ada lagi yaitu gelombang Hypergamma ( tepat 100 Hz ) dan gelombang Lambda (tepat 200 Hz), akan yang merupakan geolombang-gelombang supernatural atau berhubungan dengan kemampuan yang luar biasa.

BETA (di atas 12 hz atau dari 12 hz s/d 19 hz)
Merupakan gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang terjaga penuh. Anda berada dalam kondisi ini ketika Anda melakukan kegiatan Anda sehari-hari dan berinteraksi dengan orang lain di sekitar Anda. Gelombang beta dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu high beta (lebih dari 19 Hz) yang merupakan transisi dengan getaran gamma , lalu getaran beta (15 hz -18 hz) yang juga merupakan transisi dengan getaran gamma, dan selanjutnya lowbeta (12 hz ~ 15 hz).

Sensori Motor Rhytm (12 hz - 16 hz)
SMR sebenarnya masih masuk kelompok getaran lowbeta, namun mendapatkan perhatian khusus dan juga baru dipelajari secara mendalam akhir-akhir ini oleh para ahli, karena penderita epilepsy, ADHD ( Attention Deficit and Hyperactivity Disorder) dan Autism ternyata tidak menghasilkan gelombang jenis ini. Para penderita gangguan di atas tidak tidak mampu berkonsentrasi atau fokus pada suatu hal yang dianggap penting. Sehingga setiap pengobatan yang tepat adalah cara agar otaknya bisa menghasilkan getaran SMR tersebut. Dan hal ini bisa dilakukan dengan teknik neurofeedback .

ALPHA ( 8 hz - 12 hz )
Adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami relaksaksi atau mulai istirahat dengan tanda-tanda mata mulai menutup atau mulai mengantuk. Anda menghasilkan gelombang alpha setiap akan tidur, tepatnya masa peralihan antara sadar dan tidak sadar. Fenomena alpha banyak dimanfaatkan oleh para pakar hypnosis untuk mulai memberikan sugesti kepada pasiennya. Orang yang memulai meditasi (meditasi ringan) juga menghasilkan gelombang alpha. Frekwensi alpha 8 -12 hz , merupakan frekwensi pengendali, penghubung pikiran sadar dan bawah sadar. Anda bisa mengingat mimpi Anda, karena Anda memiliki gelombang alpha. Kabur atau jelas sebuah mimpi yang bisa Anda ingat, tergantung kualitas dan kuantitas gelombang alpha pada saat Anda bermimpi.

THETA ( 4 hz - 8 hz )
Adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang mengalami tidur ringan, atau sangat mengantuk. Tanda-tandanya napas mulai melambat dan dalam. Selain orang yang sedang diambang tidur, beberapa orang juga menghasilkan gelombang otak ini saat trance, hypnosis, meditasi dalam, berdoa, menjalani ritual agama dengan khusyu. Orang yang mampu mengalirkan energi chi, prana atau tenaga dalam, juga menghasilkan gelombang otak theta pada saat mereka latihan atau menyalurkan energinya kepada orang lain.

Bayi dan balita rata-rata tidur lebih dari 12 jam dalam sehari. Itulah mengapa otak anak-anak selalu dalam fase gelombang alpha dan theta. Perlu diingat, gelombang alpha dan theta adalah gelombang pikiran bawah sadar. Oleh sebab itu, anak-anak cepat sekali dalam belajar dan mudah menerima perkataan dari orang lain apa adanya. Gelombang otak ini juga menyebabkan daya imajinasi anak-anak luar biasa. Ketika mereka bermain mobil-mobilan misalnya, imajinasi mereka aktif dan permainan menjadi sangat seru.

Gelombang otak theta juga dikenal sebagai "gelombang ajaib", karena berkaitan dengan kekuatan psikis. Berdasarkan penyelidikan para ahli, bahwa banyak terjadi kecelakaan pesawat udara, tabrakan, kebakaran, kecelakaan kapal laut yang menewaskan banyak orang. Namun ada keanehan, beberapa anak balita bisa selamat. Kemungkinan ini dikarenakan anak-anak hampir setiap saat dalam kondisi gelombang theta. Perasaan dekat dengan Tuhan pun akan terjadi apabila kita dapat memasuki fase gelombang theta. Anda mungkin pernah mengalaminya saat Anda berdoa, meditasi, melakukan ritual-ritual agama. Dengan dasar inilah "GOD SPOT" ditemukan.

Schumann Resonance (7.83 hz)
Schumann Resonance adalah getaran alam semesta pada frekwensi 7.83 Hz yang juga masuk dalam kelompok gelombang theta. Seseorang yang otaknya mampu menghasilkan dan mempertahan frekwensi ini memiliki kemampuan supernatural, seperti ESP, telepati, clayrvoyance, dan fenomena psikis lainnya. Anak indigo, yaitu anak super cerdas yang biasanya berkemampuan ESP atau Extra Sensory Perception, juga bisa memasuki gelombang ini dengan mudah dan konstan.

DELTA (0.5 hz - 4 hz)
Adalah gelombang otak yang memiliki amplitudo yang besar dan frekwensi yang rendah, yaitu dibawah 3 hz. Otak Anda menghasilkan gelombang ini ketika Anda tertidur lelap, tanpa mimpi. Fase delta adalah fase istirahat bagi tubuh dan pikiran. Tubuh Anda melakukan proses penyembuhan diri, memperbaiki kerusakan jaringan, dan aktif memproduksi sel-sel baru saat Anda tertidur lelap.

Penemuan baru dibidang frekwensi dan gelombang otak manusia oleh Dr. Jeffrey D. Thompson dari Neuroacoustic Research, bahwa masih ada gelombang dan frekwensi lain dibawah delta, atau dibawah 0.5 hz, yaitu frekwensi EPSILON, yang juga sangat mempengaruhi aktifitas mental seseorang dalam kemampuan supranatural, seperti pada gelombang theta diatas.



METODE simulasi GELOMBANG OTAK

Simulasi gelombang otak adalah fenomena yang alami, sama alaminya dengan teori fisika. Getaran suara tertentu yang didengarkan telinga bisa menggetarkan otak, sehingga otak memproduksi gelombang yang frekwensinya sama dengan frekwensi suara yang kita dengar. Hal ini sama saja dengan hukum fisika pada dua garpu tala.

Apabila ada dua buah garpu tala yang senada, apabila salah satu garpu tala diketuk T1 (digetarkan), lalu didekatkan tanpa menyentuhnya kepada garpu tala lain T2 , yang diam, maka garpu tala yang lain ini akan ikut bergetar, dengan nada yang sama. Maka garpu tala T2 disebut beresonansi (ikut bergetar) dengan garpu tala T1 .

Demikian pula otak manusia, dengan diketahuinya setiap tingkat gelombang otak manusia yang mampu beresonansi dari getaran audio, visual, dan sinyal raba atau perasaan, maka kita dapat mensimulasi otak kita agar menghasilkan gelombang otak tertentu sesuai kebutuhan, misalnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir, ingatan, pemahaman yang cepat, meditasi, aktifitas-aktifitas supranatural, mengobati atau meningkatkan kesehatan bagi mereka yang menderita ADHD, ADD atau Autism, susah tidur dan seterusnya.